Breaking News

Kualitas dan Kuantitas Guru Kuncinya

Kualitas Dan Kuantitas Guru Kuncinya
Selasa, 04 Agustus 2009 / 13 Sya'ban 1430


       
Laporan United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), November 2007, menyebutkan, peringkat Indonesia di bidang pendidikan melorot dibanding tahun 2006 dari rangking 58 ke 62 diantara 130 negara.

         Detilnya mengerikan. Penduduk buta aksara ada 15,4 juta orang. Angka partisipasi usia sekolah sampai SLTP sekitar 72% dan SLTA 2,4 %. Sedangkan partisipasi keperguruan tinggi Cuma 16, 7%.

          Sekitar 5 % penduduk tak bisa mengikuti pendidikan SD. Sekitar 2,75% siswa SD drop out, dan SLTP 2,4%. Ini tak lepas dari faktor ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, penduduk miskin masih 35 juta atau 15,5% dari total penduduk.

Untuk itu, kita patut belajar pada Finlandia.
     
        Sementara itu, berdasarkan hasil survey internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Negara dengan kualitas pendidikan tertinggi di dunia adalah Finlandia.

          Penilaian menggunakan metode PISA (Programmer for International Student Assessment) untuk mengukur kemampuan siswa dibidang Sains, Membaca, dan Matematika.

         Bahkan Finlandia bukan hanya juara pendidikan secara akademis, tapi juga unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental. Padahal anggaran pendidikan Finlandia di bawah rata-rata anggaran negara Eropa.

          Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes.

           Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun. Jam sekolah mereka pun lebih sedikit, hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.

Lalu, apa kunci suksesnya?

           Jawabannya: kualitas guru. Guru-guru Finladia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis.

            Lulusan Sekolah Menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingannya ketimbang masuk ke fakultas bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran!

           Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan kualitas seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula.

           Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan pelatihan guru yang berkualitas tinggi tak salah jika kemudian mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula.

           Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa.

          Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajar siswa untuk lolos ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Pada hal banyak aspek dalam dalam pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian.

          Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! “Ini membantu siswa belajar bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri,” kata Sundstrom, kepala sekolah SD Poikkilaakso.

         “Disini guru tidak mengajar dengan metode ceramah”, tandas Tuomas Siltala, seorang siswa sekolah menengah Finlandia. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. “Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan,” sambung Tuomas.

          Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.

          Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi.

          Kalau saya gagal dalam mengajar terhadap seorang siswa, kata seorang guru, maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya! Benar-benar ucapan guru yang sangat bertanggung jawab.  Top Abizzz Top Abizzz

Wallahu’alam

Newsletter Donatur Dompet Dhuafa edisi Rajab 1430 H, Hal 10-11

No comments