Ketika "ML" Dilarang
Ketika “ML” dilarang
Gajah. Pasti yang terbetik dalam pikiran kita badannya besar, mempunyai belalai dan bertelingan besar.






Bagaimana dengan “ML”?

“ML” disini maksudnya adalah “Mau Lagi” besutan sutradara Thomas Nawks. Yang kata salah satu pemainnya; Ratu Felisha “ML kan singkatan mau lagi. Sebenarnya yang cabul tuch yang mikir film itu jorok. Belum nonton sampe abis udah ngasih komentar. Mestinya sich nonton dulu. Cuma yaa..udahlah, banyak orang munafik di dunia ini, ya nggak?" Betul ga sich, apa iya pikiran kita yang kotor dengan judul tersebut?



Gaya Hidup Bebas

Sedih banget yach jika melihat kenyataan zaman sekarang, dimana tidak lagi -seakan- batasan antara pergaulan laki dan perempuan. Apalagi di tambah gencarnya serangan film, sinetron, lagu, video music yang kompakan –memprovokasi- para remaja yang masih belum bisa memfilter dirinya sendiri.
Gaya hidup bebas made in Barat yang tanpa mo peduli akan nilai-nilai keagamaan, kiranya yang ingin disampaikan film yang di produksi Indika Entertaintment bertajuk ‘ML…mau lagi…?!” Dibintangi oleh Ratu Felisha, Nadia Ernesta, Olga Syahputra serta sederet nama beken lainnya.
ML mengisahkan Wisnu mahasiswa sinematographi, yang sedang membuat film dokumenter bertema pergaulan bebas di kalangan mahasiswa. Dimana yang menjadi ‘bahan’ Film teman-temannya sendiri yang bernama Mario dan Askar –yang terbiasa hidup ‘bebas’- . Di sepanjang Film itu, ada sebuah tantangan antara Mario dan Wisnu, yaitu taruhan tentang apakah benar Wisnu tidak frigid –karena ceritanya doi itu dingin kepada wanita-, dan untuk Mario tidak ML dengan pacarnya selama 1 bulan www.ruangfilm.com
Tapi Alhamdulillah guys, pihak Lembaga Sensor Film (LSF) tidak tinggal diam dan langsung ‘menggunting’ banyak scene film tersebut. Dan melarang peredaran Film yang berdurasi 90 menit itu, seperti yang diungkapkan Ketua LSF; Titi Sa’ad “Itu permintaan pihak produsernya. Dan kita Alhamdulillah menyambut baik hal tersebut "(warta.kota, 3 Juni 2008). Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Hamidan pun mengeluarkan suara; "bahwa Film ML termasuk kategori Film Biru/ Porno dan harus diboikot peredarannya"www.kapanlagi.com
Kebebasan yang Kebablasan

Film sejenis ML memang tidak bisa kita cuekin gitu aja khan bro n gals. Kita harus kritis dan cermati bener-bener, apakah mendatangkan manfaat atau berefek menghancurkan. Jangan sampai ‘penyakit’ yang sudah ada, bukannya di obati malah di perparah karena di infeksi kuman iih..

anak kecil jajan PSK adalah efek dari Kebebasan yang Kebablasan.
Banyak saat ini orang-orang yang mengkampanyekan kata “kebebasan’’ dan membuat kita bertanya-tanya, ada apakah dengan kata “kebebasan”?


Selanjutnya Kebebasan berkreasi, ini juga salah bro selain dituntut untuk selalu berinovasi –mirip bunyi suatu iklan- juga bagus untuk kita supaya hidup kita maju dan tidak stagnan. Tapi jika membuat Film berbau porno dibilang kebebasan berkreasi weleh-weleh

Apalagi kalo ga mo dibilangin bahwa yang dilakukannya salah, gubraks …

Jadi kalo dibilangin masih ngeyel dan tetep cuek bebek, bisa dikatakan pengikut setan, emangnya mo dibilang teman-temannya setan…iih

Bebas tanpa Bablas

Bro n Gals bukankah Islam itu agama yang mudah?





Truz dengan cara yang benar yach. Jangan sampai kita mengira melakukan kebaikan tapi eh malah salah n menyerempet dosa, khan sia-sia jadinya dan rugi. Seperti yang dikatakan producer “ML” yang berniat memberikan pendidikan bahaya seks bebas dan mengaku pendukung anti Pornografi tapi Film-filmnya sering mengumbar kemolekan tubuh pemain; "Mereka hanya melengkapi acting yang dimainkan. Bahkan saya nilai film ini nggak berani dibanding film zaman dulu seperti GAIRAH RANJANG dan lain-lain. Ya kalau ada yang bilang berani terserah tapi film ini lebih smart daripada film zaman dulu yang dimainkan Kiki Fatmala misalnya," imbuh Shanker , Nach lo jadi paradoks khan?


Guys cukup dech dengan banyaknya jatuh korban sekeliling kita. Banyaknya MBA (Married by Accident), seharusnya membuka mata kita bahwa penyakit ini dh masuk stadium 4. Masa se' kita babak belur terus dengan perang pemikiran ini? Masa kayak gini generasi Islam? Mana semangat kita untuk membela Islam bro ?



No comments