Jika Murid Suka dengan Sesama Jenis
Rabu, 13 Oktober 2010 / 5 Zulqaidah 143
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Saya adalah seorang guru les privat. Saat ini saya lagi kesulitan menghadapi seorang murid saya. Dia duduk di bangku SMP, anaknya tomboy dan agak susah kalau diajak bicara soal Islam.
Beberapa hari yang lalu dia sempat bikin geger sekolahnya kaena mau bunuh diri. Setelah saya selidiki kenapa dia nekat seperti itu, ternyata dia merasa tertekan sekali, karena dia suka sama teman sesama jenis.
Akhir-akhir ini dia dilarang bertemu sama teman perempuannya yang paling dia sukai itu. Bagaimana saya bisa menyadarkannya?
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
FH
Surabaya.
Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh
FH yang baik,
Insya Allah saya bisa memahami kesulitan yang Anda hadapi. Sebagai guru privatnya, Anda tentu tidak hanya ingin membantu kesulitan-kesulitan dalam memahami pelajaran-pelajaran sekolah.
Lebih dari itu, Anda tentu ingin juga membantu menyelesaikan masalahnya. Memang demikian seharusnya yang dilakukan seorang Muslim terhadap Muslim yang lain. Kita akan merasa turut sedih ketika saudara sesama Muslim mendapat masalah atau berbuat maksiat.
FH yang baik,
Manusia diciptakan Allah SWT sebagai makhluk yang paling mulia dan sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya. Dianugerahkan pada manusia naluri untuk mempertahankan jenis yang salah satu manifestasinya adalah munculnya kecenderungan seksual.
Bagaimana penyaluran kecenderungan seksual ini, Allah SWT telah memberikan petunjukNya dengan jelas. Penyaluran kecenderungan seksual yang dilakukan sesuai aturan akan bernilai ibadah, sedang penyimpangan dari aturan itu merupakan perbuatan dosa, yang akibat buruknya pada akhirnya manusia juga yang menanggungnya.
Ketika pemuasan nafsu seksual sekadar memperturutkan hawa nafsu, maka akan banyak sekali ragam penyimpangan seksual. Mulai dari seks bebas dengan bukan pasangan yang sah, pemerkosaan, hingga biseksual, homoseksual, lesbian, sodomi atau bentuk-bentuk lain yang lebih menjijikan seperti incest, menyetubuhi binatang, mayat dan sebagainya.
Kehidupan seksual yang normal adalah munculnya kecenderungan terhadap lawan jenis yang diikat tali pernikahan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Diluar itu, dilarang dalam Islam, apapun alasannya.
FH yang baik,
Untuk menyembuhkan seseorang yang mengalami penyimpangan seksual semacam lesbian ini memang tidak mudah, apalagi kalau sudah kronis. Tetapi bukan suatu hal yang tidak mungkin.
Sebuah perilaku dibentuk karena kebiasaan, maka untuk mengubahnya harus mengubah juga kebiasaan lamanya. Dalam hal ini, faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar, terutama pola asuh orang tua sejak kecil.
Anak laki-laki yang sejak kecil diperlakukan layaknya anak perempuan atau sebaliknya bukan tidak mungkin nantinya akan mengalami penyimpangan seksual semacam ini.
Mengubah perilaku penyimpangan seksual seperti yang dialami murid Anda memerlukan tekad yang kuat dan kesabaran. Kalau Anda tidak mampu melakukannya, tentu saja bisa mencari bantuan orang lain.
Misalnya melalui teman dekatnya, guru ngaji, atau orang-orang yang ahli dalam masalah ini. Langkah berikut bisa Anda coba lakukan:
Pertama, Memberikan pemahaman kepadanya bahwa yang dilakukan selama ini adalah salah. Tentu saja dengan cara yang sebaik-baiknya. Apalagi murid Anda susah kalau diajak bicara tentang Islam.
Dalam Islam sudah jelas bahwa perilaku lesbian adalah haram. Tentang hal ini ada hadits yang diriwayatkan Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi bahwa Rasulullah SAW Bersabda:
“Lelaki tidak boleh melihat aurat lelaki. Perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Lelaki tidak boleh berkumpul dengan lelaki lain dalam satu kain (selimut). Perempuan juga tidak boleh berkumpul dengan perempuan lain dalam satu kain (selimut)”.
Kedua, Mengubah persepsi tentang hubungan seksual dari segi realisasinya yang sesuai dengan fitrah manusia, bahwa tujuan dari hubungan seksual dalam Islam adalah untuk mendapatkan keturunan dan hal ini tidak bisa dilakukan kecuali dengan lawan jenis.
Ketiga, Jauhkan dari lingkungan atau teman-teman yang mendorongnya atau merangsangnya untuk melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis. Dalam hal ini Anda bisa membicarakannya dengan orang tuanya atau guru-guru di sekolahnya. Demikian, semoga Allah SWT memberikan jalan yang terbaik.
Dra (Psi) Zulia Ilmawati
Media Umat | Edisi 17, 1 – 14 Sya’ban 1430 H/ 24 Juli - 6 Agustus 2009, Hal 25
No comments