Breaking News

Ramadhan merupakan juga Syahru Jihad

Ramadhan merupakan juga Syahru Jihad
Ahad, 11 Ramadhan 1436 H - 28 Juni 2015


Apa maksudnya?

Sebagaimana berada di Medan Jihad, keseharian calon-calon peraih gelar Muttaqien luar biasa.

Shaum di panas terik, beraktivitas nan padat disiang hari, malamnya taraweh/lail, dsb.

Sebagaimana para pejuang jihad, siangnya berpeluh keringat di Medan Jihad, malamnya bermesraan dengan RabbNya.

Waktu perang pun biasanya lama, Ramadhan pun terkategori ibadah terlama.

Dan, pejuang jihad pun orang-orang pilihan, sebagaimana para pejuang Muttaqien pun orang-orang spesial.

Tidak semua orang memang, tapi bagi anda yang terpilih. Selamat.

Fyi, pejuang-pejuang keren Hamas seleksi penerimaan anggotanya berat. Rajin shaum dan sholat lail.

Begitupun pejuang muttaqien, hanya orang yang menjawab seruan 'Yaa ayyuhal Iman'.. Sebagaimana termaktub dalam surah al Baqarah 183.

Sekali lagi selamat.

Mari kita berdo'a di Bulan Jihad ini;

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ وَوَفَاةً بِبَلَدِ رَسُولِكَ

“Ya Allah aku mohon mati syahid di jalanMu dan wafat di negeri RasulMu (Madinah)” (HR Malik 878)

   Bagaimana mungkin kita bisa meraih gelar Syuhada? Tidak ada yang tak mungkin jika Allah berkehendak. Simak jawaban Khalifah Umar Ibnu Khattab tatkala di perihal do'anya diatas.

  Sepulangnya beliau dari menunaikan ibadah Haji beliau menceritakan soal doanya kepada salah seorang sahabat di Madinah. Maka sahabat tersebut berkomentar: “Wahai Khalifah, jika engkau berharap mati syahid maka tidak mungkin di sini. Pergilah keluar untuk berjihad, niscaya engkau bakal menemuinya.”

   Dengan ringan Umar radhiyallahu ’anhu menjawab: ”Aku telah mengajukannya kepada Allah. Terserah Allah.”

   Keesokan paginya, saat Umar radhiyallahu ’anhu mengimami sholat Subuh di masjid, tiba-tiba dalam kegelapan waktu pagi itu seorang pengkhianat Majusi bernama Abu Lu’lu’ah menghunuskan kerisnya ke tubuh mulia sang Khalifah yang menyebabkan beliau mendapat tiga tusukan dalam dan tubuhnyapun rubuh di samping mihrab. Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ’anhu segera menggantikan posisi Imam sholat melanjutkan hingga selesai sambil menangis sesunggukan mengkhawatirkan nasib Umar radhiyallahu ’anhu.

   Maka tidak lama sesudah itu Umarpun menghembuskan nafas terakhir. Beliau syahid di jalan Allah. Beliau wafat dalam keadaan sedang memimpin sholat kaum Muslimin. Subhanallah…!!!

  Berdasarkan riwayat ini, kita dapat menyimpulkan bahwa mengharapkan mati syahid di jalan Allah merupakan suatu perbuatan yang dianjurkan dalam Islam. Bahkan ia merupakan kejadian yang dinanti-nantikan sehingga dituangkan dalam bentuk doa oleh para pendahulu kita.

   Asy-Syahid Abdul Aziz Ar-Rantisi, misalnya. Ia merupakan salah seorang pemimpin Hamas di Gaza, Palestina. Hanya beberapa waktu sebelum beliau wafat dalam sebuah wawancara beliau berkata: ”Setiap orang pasti menemui kematian. 

    Kematian bisa datang dalam aneka bentuk. Andai aku boleh memilih, aku berharap mati syahid di jalan Allah dalam bentuk dirudal oleh helikopter Apache pasukan Yahudi Zionis Israel.” 

   Beberapa waktu kemudian beliau benar-benar dirudal pasukan Zionis oleh helikopter Apache sebagaimana yang ia sendiri cita-citakan. Abdul Aziz Rantisi menemui mati syahid di jalan Allah. Subhanallah..!!

   Saudaraku, marilah kita tanamkan dalam diri kerinduan untuk mati syahid di jalan Allah. Sebab itu merupakan bentuk kematian yang paling mulia. Marilah kita awali dengan membiasakan diri sering-sering berdoa kepada Allah untuk meraih mati syahid di jalanNya. 

   Setiap orang pasti mengalami kematian. Marilah kita memohon kepada Allah agar ruh kita dijemput burung-burung surga dalam bentuk terbaik yaitu mati syahid di jalan Allah.

   Memang kita hidup di negeri dimana perang tidak sedang berkecamuk. Sementara itu, kemungkinannya sangat tipis untuk bisa bergabung dengan Mujahidin di Afghanistan, Irak atau Palestina misalnya. Maka menghadapi keadaan seperti ini kita harus optimis bahwa rezeki mati syahid tetap terbuka. Sebab Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ

  “Barangsiapa memohon dengan jujur kepada Allah agar mati syahid, maka Allah akan sampaikan ia kepada kedudukan para syuhada walaupun ia mati di atas ranjangnya.” (HR Muslim 3532)

Ramadhan, merupakan Syahru Jihad... Sudahkah anda bersungguh-sungguh di Ramadhan kali ini?

Ardy Erlangga (@ArdyErlangga)

No comments