Breaking News

Al Fatihah, Pernyataan Yang Berulang-ulang

Al Fatihah, Pernyataan Yang Berulang-ulang
Jumat, 30 Oktober 2009 / 11 Zulqaidah 1430




بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [1]


الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Segala puji [2] bagi Allah, Tuhan semesta alam. [3]

الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


مَـالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Yang menguasai [4] di Hari Pembalasan [5]


إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya Engkaulah yang kami sembah [6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. [7]


اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ

Tunjukilah [8] kami jalan yang lurus,


صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ

(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [9]

Tafsir

       
Makna Bismillahirrahmanirrahim adalah saya memulai membaca Al Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut  asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya.

        Allah ialah nama Zat Yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhlukNya, tapi makhluk yang membutuhkanNya.

        Ar Rahmaan [Maha Pemurah]: salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karuniaNya kepada makhlukNya, sedang Ar Rahiim [Maha Penyayang] memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat Rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmatNya kepada makhlukNya.

         Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

        “Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan membaca bismillahirrahmanirrahiim adalah terputus (barakahnya)” (HR. Abu Dawud).

         Alhamdu [Segala Puji], Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: MenyanjungNya, karena perbuatanNya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikanNya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

        Alif dan laam al istigraaq pada  lafazh al hamdu…adalah mengandung pengertian mencangkup semua jenis pujiaan. Artinya, tidak ada yang berhak memperoleh sanjungan yang sempurna dan pujiaan yang paripurna kecuali Allah Rabbul Alamin.

         Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang di taati yang memiliki. Lafal Rabb tidak dapat selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti Rabbul Bait (tuan rumah).

        ‘Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam seperti : alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

         Lafazh rabbul Alamin memiliki pengertian Kebesaran, Kepemimpinan, Pemaksaan. Maka dengan adanya Ar rahman Ar Rahim sebagai lanjutannya memberikan makna bahwa rabbul Alamin itu yang Maha Agung dan Maha tinggi. Itu memiliki kasih sayang yang meliputi segala sesuatu.

         Bahkan lafazh Ar rahman itu maknanya, rahmat Allah itu meliputi orang muslim maupun kafir. Artinya, sekalipun para hambaNya itu kafir, tidak mengakui keberadaan Allah SWT, namun Dia tetap memeliharanya dan memberikan kehidupan dan segala sarana untuk menikmati hidup sampai ajalnya.

       Adapun sifat Ar Rahim hanya ditujukan kepada orang mukmin sebagaimana FirmanNya:


هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا

        “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.”  (QS. Al Ahzab (33): 43).

         Maalik (yang Menguasai) dengan memanjangkan Mim, ia berarti Pemilik. Dapat pula dibaca dengan malik (dengan memendekkan mim) artinya raja.

         Yaumiddin (Hari Pembalasan) Hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumul Qiyaamah (Hari Perhitungan) dan Yau Muljazaa’ ( Hari Pembalasan).

       Na’budu diambil dari kata ‘ibadah: kepatuhan dan Ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai tuhan Yang Disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

       Iyyaaka na’budu artinya kami hanya menyembah kepadaMu ya Rabb dan tidak menyembah selainMu..

        Nasta’iin (Minta Pertolongan) terambil dari kata isti’aanah: Mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri. Iyyaka nas’ta’in artinya kami hanya meminta pertolongan kepadaMu ya rabb dan tidak meminta tolongan kepada selainMu.

        Ihdinas shiraathal mustaqim artinya: Berilah kami petunjuk dan bimbingan Ya rabb, kepada jalanMu yang haq dan agamaMu yang lurus, dan tetapkanlah kami dalam Islam yang dengannya Engkau utus para Nabi dan RasulMu dan jadikanlah kami termasuk orang yang berjalan di jalan orang-orang yang didekatkan (al muqarrabiin).

         Shirathalladziina an’amta’alaihim, para syuhada dan orang-orang shalih. Merekalah teman-teman yang baik


وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقًا

        “Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin [314], orang- orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An Nisa’ (4) :69).

         Ghairil maghdluubi alaihim walad dhaalliin, artinya Ya Allah janganlah engkau jadikan kami termasuk kelompok musuh-musuhMu yang menyimpang dari jalanMu yang lurus, yaitu dari kalangan Yahudi yang dimurkai maupun Nashara yang tersesat. Dimana semua mereka tersesat dari syariatMu Yang Suci.

Pernyataan Yang Diulang Ulang

        Surat Al Fatihah adalah surat yang termasuk dalam rukun shalat, yakni harus dibaca setiap kali sholat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Tidak ada sholat bagi orang yang tidak membaca Al  Fatihah” (HR. Imam Yang Enam).

        Kaum Muslimin yang melaksanakan sholat lima waktu secara berdisiplin setiap hari berarti membaca 17 kali surat Al Fatihah. Artinya, kaum Muslimin sebagai hamba Allah SWT membuat  pernyataan dengan membaca surat Al Fatihah secara berulang-ulang setiap hari kepada Allah SWT Rabbal alamin.

        Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Ubay bin Ka’ab membaca Al Fatihah lalu Rasulullah SAW Bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, tidak pernah diturunkan di dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al furqan yang semisal dengan Al Fatihah, dia adalah tujuh ayat diulang-ulang dan dia adalah Al Qur’an Al Azhim yang telah diberikan kepadaku”.

         Pernyataan kaum Muslimin yang senantiasa melaksanakan kewajiban sholat lima waktu itu diapresiasi oleh Allah SWT sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Qudsi dari Rasulullah SAW bahwa Allah Berfirman:

      “Aku bagi sholat antara Aku dan hambaKu dua bagian dan untuk hambaKu apa yang dia minta. Ketika hamba itu membaca: Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, Allah SWT Berfirman: Telah memuji hambaKu. Ketika hamba itu berkata: Ar Rahmanir Rahiim. Allah SWT Berfirman: Telah menyanjungKu hambaKu. Ketika hamba itu berkata: Maliki yaumiddiin, Allah Berfirman: Telah memuliakankanKu hambaKu dan berfirman sekali lagi: hambaKu telah berserah diri kepadaKu. Ketika hamba itu berkata: Iyyaka na’budu waiyyaka nas ta’in. Allah Berfirman: Inilah antara Aku dan hambaKu dan bagi hambaKu apa yang dia minta. Ketika hamba itu berkata: Ihdinas shiraathal mustaqim, shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghluubi ‘alaihim walad dhaalliin. Allah SWT Berfirman: Inilah untuk hambaKu dan untuk hambaKu apa saja yang dia minta. (Shahih Muslim Juz 3/94).

       Setiap kali setiap muslim membaca Al Fatihah dalam setiap rakaat shalatnya, hakikatnya dia sedang berkomunikasi secara intesif dengan PenciptaNya, yakni Allah Rabbul Alamin, Arrahmanirrahiim, Maaliki Yaumiddin. Dan sekaligus dia menyampaikan pernyataan yang berulang-ulang bahwa dirinya adalah hambaNya yang hanya menghamba kepadaNya.

        Dan dirinya benar-benar minta ditetapkan di jalan syariat Islam yang lurus serta agar istiqomah di jalan yang merupakan jalannya para Nabi, Shiddiqin, para Syuhada, dan orang-orang shalih itu sekaligus memohon perlindungan agar tidak tersesat kepada jalan orang-orang yang dimurkai oleh Allah maupun kaum yang tersesat. Wallahu’alam!

Kesimpulan:

        Setiap muslim yang mendeklarasikan Al Fatihah dalam sholatnya kepada Allah SWT setiap hari wajib selalu memeriksa dirinya apakah sudah dijalan yang lurus, yakni hidup sesuai syariat Islam, dan wajib berjuang secara berjamaah agar jalan hidup Islam dilalui oleh semua umat manusia, baik rela maupun terpaksa.

Wallahu’alam

Suara Islam Edisi 69, Tanggal 19 Juni-3 Juli 2009 M/25 Jumadil Akhir-9 Rajab 1430 H

Note:

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

[2] Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatan- nya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatanNya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap ni'mat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafadz "rabb" tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia,alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. ALlah pencipta semua alam-alam itu.

[4] Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan "mim",ia berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan "Malik" (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.

[5] Yaumiddin (Hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumul- hisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran ALlah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata "hidayaat": memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

 [9] Yang dimaksud dengan "mereka yang dimurkai" dan "mereka yang sesat" ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam

[314] Ialah : orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul, dan inilah orang-orang yang dianugerahi ni'mat sebagaimana yang tersebut dalam ayat 7 surat Al Faatihah.

No comments