Mengajar Bahasa Inggris Secara Ideologis
Mengajar Bahasa Inggris Secara Ideologis
Senin, 04 Mei 2009 / 9 Jumadil Awwal 1430Assalamu’alaykum,
Bu Erma, saya seorang guru bahasa Inggris SMA. Saya ingin mendapatkan masukan untuk hal-hal berikut ini:
1. Bagaimana meningkatkan minat siswa untuk belajar Bahasa Inggris?
2. Bagaimana menangkal pengaruh isi pelajaran yang cenderung mengajarkan nilai-nilai Barat, seperti nonton bioskop, pacaran, dsb?.
Saya ucapkan terima-kasih sebelumnya,
Mala
Cibubur
Wa’ alaykum salam wr. Wb.
Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Bu Mala dan semua guru yang tulus mendidik umat ini sesuai ajaran Islam.
Ada dua hal penting agar siswa termotivasi untuk belajar. Yang pertama, mereka melihat manfaat ilmu yang dipelajari. Yang kedua, mereka ikut dilibatkan dalam proses belajar-mengajar.
Selama ini, pelajaran bahasa di Indonesia bisa dibilang terlalu teoritis sehingga membosankan dan tidak menstimulasikan pemikiran. Padahal, bahasa memegang peranan vital dalam meningkatkan kecerdasan dan taraf berpikir manusia. Melalui bahasa kita memahami agama dan semua ilmu lainnya.
Ayat pertama yang diturunkan Allah pun menegakkan hal ini, “Bacalah dengan nama Tuhanmu” (QS. Al Alaq [96]:1). Sayangnya, masih banyak yang berpikir bahwa kesuksesan itu ada di matematika dan sains. Ini keliru. Sesungguhnya, pelajaran yang terpenting adalah pelajaran bahasa (“bacalah”) yang berideologi Islam (“dengan nama Tuhanmu”).
Untuk pelajaran bahasa asing, termasuk bahasa Inggris, kita harus hati-hati dalam memilih buku/materi. Tidak seperti kita, orang Barat memahami bahwa bahasa adalah pintu ideologi (budaya dan peradaban) mereka. Berhubung pelajaran bahasa kita (Indonesia) tidak ideologis, akhirnya anak-anak kita lebih akrab dengan pemikiran dan gaya hidup Barat, yang mereka dapatkan dari pelajaran bahasa asing (Inggris).
Cara menangkal pengaruh ini adalah dengan mengganti buku-buku (bacaan) berideologi Barat dengan bacaan berideologi Islam. Buku-buku berideologi Barat cukup menjadi pegangan guru, yang bisa dijadikan referensi grammar.
Bahan bacaan berideologi Islam memang sangat sangat terbatas, apalagi yang siap digunakan dalam bentuk buku pelajaran. Mau tidak mau, guru-guru sendirilah yang dituntut untuk pandai mengais-ngais bahan-bahan bacaan, baik dari majalah, koran, buku-buku, maupun internet.
Ada situs yang cukup bagus, berisi cerita-cerita Islam berbahasa Inggris untuk anak-anak (http://www.geocities.com/mutmainaa/kids/story.html.) Guru bisa mengembangkannya menjadi materi pelajaran dengan menyusun worksheet (LKS), dsb.
Sebenarnya ada banyak situs yang menyediakan bahan pelajaran siap pakai secara gratis, tetapi kita harus bisa memilah-milah kesesuaian isinya. Beberapa situs tersebut adalah www.pbskids.org , www.bbc.co.uk/schools/ , www.manythings.org , www.voanews.com/specialenglish/ . Untuk yang terakhir ini, kita harus extra waspada, sebab VOA adalah salah satu corong AS dalam penyebaran ideologinya.
Untuk pemikiran-pemikiran Islam (level SMA dan universitas), http://www.hamzahzortzis.blogspot.com/ memiliki bahan bacaan dan video yang bagus untuk referensi diskusi, sedangkan www.mykhilafah.com/ebook/ menyediakan beberapa buku Islam untuk remaja yang siap diunduh gratis.
Penggunaan buku-buku Islam akan sangat efektif bagi sekolah-sekolah Islam atau kelas-kelas yang siswanya muslim semua. Untuk kelas yang memiliki siswa non muslim, saya anjurkan untuk mendiskusikan berita-berita international yang berbobot.
Situs http://www.hizb.org.uk/hizb/news-watch/ bisa dijadikan referensi. Film-film dokumenter yang mengungkapkan kebobrokan Sistem Kapitalisme juga cukup banyak, antara lain: The Corporation, 9-11 Coincidences, Why We Fight, Farenheit 9/11.
Film-film tersebut diproduksi oleh non muslim sehingga bisa kita gunakan di kelas multi agama. Penggunaan bahan ajar seperti ini membantu siswa merasakan manfaat langsung belajar Bahasa Inggris. Mereka pun bisa lebih dilibatkan melalui forum-forum diskusi dan presentasi.
Demikian sedikit yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat.
Erma Pawitasari, M.Ed
Pakar Pendidikan
Suara Islam Edisi 60, Tanggal 6-20 Februari 2009 M/ 10-24 Safar 1430 H, Hal 27
No comments