Menciptakan Budaya Belajar



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ibu Erma yang semoga Allah muliakan, saya seorang guru SDIT Gumelar Tambak Banyumas. Mau tanya:
  1. Bagaimana mengingatkan anak-anak usia 6-7 tahun agar bisa khusuk dalam sholatnya, tidak main atau ngobrol sendiri?
  2. Bagaimana menciptakan budaya belajar kepada anak-anak SD?

Jazakilllah khairan


(Ummu Iesya, Hp. +62817945****)


Wa’alaikum salam warahmatullahi Wabarakatuh

Terima kasih atas do’a Ummu Eisya, semoga Allah memuliakan Ibu. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ibu sebatas pengetahuan saya.

I. Membuat anak 6-7 tahun khusuk dalam sholat

Terus terang saya tidak tahu bagaimana membuat anak usia 6-7 tahun bisa khusuk dalam sholatnya. Khusuk membutuhkan konsentrasi tinggi. Apakah anak-anak seusia itu sudah bisa berkonsentrasi tinggi?

Apalagi dalam sholat mereka harus berkonsentrasi terhadap Dzat yang tidak kasat mata.

Setau saya, anak-anak pada usia tersebut masih dalam tahap pembiasaan. Pada umumnya, manusia tidak merasa terbebani untuk melakukan hal-hal yang sudah menjadi kebiasaannya.

Yang terbiasa mandi 2 kali sehari, akan merasa gerah dan tidak nyaman jika tidak mandi. Demikian pula dengan membiasakan sholat 5 kali sehari, kita berharap Insya Allah kelak anak-anak kita akan selalu merindukan sholat dan merasa gelisah jika tidak sholat.

Walaupun mungkin mereka belum bisa khusuk, mereka tetap harus belajar adab sholat, antara lain: tidak boleh ngobrol dan tidak boleh bermain. Bagaimana cara mengajarkan adab sholat ini? Berikut ini beberapa langkah yang bisa Ibu coba:

1. Ketika belajar tata cara sholat, jangan lupa tanyakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya:
  • Guru: Anak-anak, apa yang pertama kali kita lakukan dalam sholat?
  • Anak-anak: Takbir!!!
  • Guru: Pintar! Bagaimana cara takbir? Siapa bisa memberi contoh?

Seorang anak maju dan memberi contoh.
  • Guru: bagus sekali! Setelah takbir, boleh tidak, toleh kanan-toleh kiri?
  • Anak-anak menjawab: [Jika jawabannya salah, guru harus meluruskannya.]
  • Guru: Boleh tidak bicara dengan teman di sebelahnya? Kalau diajak bicara oleh teman, bagaimana? …. Dan seterusnya…
  • Guru: Mengapa sih kita tidak boleh bermain-main saat sholat?
  • Anak-anak menjawab:…
  • Guru: Benar sekali…karena dalam sholat kita sedang menghadap Allah. Masya Allah…kalian pintar sekali!


2. Ketika mereka sedang sholat, catatlah pelanggaran-pelanggaran yang masih mereka lakukan. Pada saat berkumpul kembali, tunjukkan beberapa contoh pelanggaran yang terjadi dan tanyakan kembali apakah hal tersebut boleh/tidak dilakukan.

3. Ulangi di setiap kesempatan hingga anak-anak benar-benar paham tentang mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam sholat. Bisa jadi masih ada anak yang beranggapan bahwa menegur temannya yang bermain (sedangkan yang menegur juga sedang sholat) termasuk hal yang tidak boleh.

4. Jangan lupa untuk memberi pujian atau hadiah atas peningkatan disiplin mereka dalam bersholat.

II. Menciptakan budaya belajar kepada anak-anak SD

Agar anak-anak memiliki budaya belajar, mereka harus mencintai ilmu. Berikut ini beberapa cara yang bisa ibu pertimbangkan:

1. Melalui contoh. Tunjukkan semangat belajar yang tinggi, misalnya dengan banyak membaca buku-buku ilmu pengetahuan (termasuk ilmu agama) di waktu-waktu senggang.

2. Meladeni pertanyaan-pertanyaan dari anak-anak dan mendorong keingintahuan tersebut menjadi upaya mencari ilmu. Misalnya:
  • Anak: Bu, mengapa ikan saya mati pada hal ikan si X tidak mati?
  • Guru: Hmmm…kenapa ya? Anak-anak ada yang tahu?
  • Anak-anak bersahutan.
  • Guru: Bagaimana kalau kita ke perpustakaan, kita cari buku-buku tentang ikan…Insya Allah akan ketemu jawabannya.

3. Melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat anak-anak penasaran. Misalnya: Es kok bisa dingin ya… ada yang tahu?

4. Berusaha untuk tidak meyalahlahkan/mengerdilkan usaha/jawaban anak-anak.

5. Berusaha menunjukkan keterkaitan ilmu dengan fakta sehari-hari. Misalnya, ketika belajar tentang menghormati orang lain, guru bisa bercerita:

Tadi Ibu naik busway. Calon penumpangnya banyak sekali, jadinya berdesak-desakan. Lalu ada seorang laki-laki berbadan besar mendorong-dorong minta jalan sampai seorang wanita terdorong dan jatuh.

Kasihan sekali, dia hampir terinjak-injak. Seharusnya bagaimana ya agar semua penumpang bisa aman dan nyaman?

Kemudian ajak anak-anak mempraktikkan bagaimana harus antri dan bagaimana menegur orang yang tidak mau antri. Setelah itu ujilah pemahaman mereka dengan cara membagikan makanan kecil.

Apabila mereka masih berebut, ingatkan kembali tentang pelajaran yang baru saja dipelajari.

6. Menggunakan metode belajar yang menarik, salah satunya dengan alat peraga.

7. Menyediakan fasilitas yang menunjang, seperti tempat belajar yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, dan lain sebagainya.

8.
Menumbuhkan budaya baca
(click)

9. Selalu mengingatkan anak-anak akan faedah dan pahala belajar.

Demikian masukan dari saya, semoga bermanfaat.


Erma Pawitasari

Ahli Pendidikan

Suara Islam Edisi 78, tanggal 20 Nopember – 4 Desember 2009 M / 3 -17 Dzulhijjah 1430 H, Hal 21