Pilih Sekolah Yang Mana?
Pilih Sekolah Yang Mana?

Assalamu’alaikum, Mbak Erna.
Ana Ummu Aisyah, rencana Insya Allah mau memasukkan anak ke sekolah Islam. Nah, sekolah Islam di kompleks ana ada dua: yang satu mahal sekali tapi manajemennya bagus, sedang yang satunya lagi yayasannya tidak matre, benar-benar ingin membantu umat yang kurang mampu. Yang kedua ini, teknik pembelajarannya ala pesantren, bahkan menggunakan kitab kuning dengan hururf gundul. Hanya saja, manajemen sekolahnya kurang bagus. Sebaiknya ana pilih yang mana?
Ummu Aisyah
HP.+62869558****
HP.+62869558****
Wa’alaikum salam wr wb, Ummu Aisyah.
Memilih sekolah merupakan salah satu tugas terberat kita sebagai orang tua ya. Apa lagi dengan adanya uang pangkal non refundable (tidak bisa dikembalikan) yang seringkali memaksa kita menerima keadaan sekolah yang jauh dari ideal, bahkan jauh dari promosi yang mereka tawarkan.
Mengenai kasus Ibu, saya akan mencoba memberikan sedikit gambaran.
Manajemen Sekolah
Persoalan manajemen bisa menimbulkan polemik, mulai dari ketidaknyamanan hingga gangguan dalam proses belajar mengajar. Beberapa hal yang mungkin muncul akibat manajemen yang kurang profesional adalah:
1. Sikap dan penampakan staf sekolah yang kurang simpatik
2. Jadwal kegiatan non akademis sekolah yang kurang rapi (misalnya:belum ada agenda tahunan sehingga orang tua sering dikagetkan oleh kegiatan yang tiba-tiba)
3. Tidak/kurang adanya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan sekolah
4. Kondisi fisik sekolah yang kurang bersih.
5. Keamanan siswa kurang terjaga (siapa saja bebas keluar masuk lingkungan sekolah tanpa pengawasan yang memadai)
6. Sering terjadi kekosongan pengajar (tidak ada guru pengganti ketika guru kelas berhalangan)
7. Pemilihan guru dengan mutu rendah/sekenanya
8. Ketidakmampuan dalam mempertahankan guru
9. Jadwal kegiatan akademis yang berantakan
Dari poin-poin di atas, mari kita prioritaskan yang benar-benar penting dan yang bisa ditolerir. Sayangnya Ibu tidak menjelaskan secara lebih detail apa yang ibu maksud dengan manajemen yang baik dan kurang baik dari kedua sekolah bersangkutan.
Apakah kekurangan dari sekolah kedua (yang murah) bisa mengganggu proses belajar-mengajar dan/atau membahayakan keamanan siswa? Jika iya, maka Ibu perlu waspada karena ini menyangkut kesuksesan dan kegagalan putera/puteri Ibu. Tetapi jika itu hanya sebatas tingkat kenyamanan Ibu, maka Ibu harus belajar untuk mentolerirnya. Cobalah Ibu kembalikan kepada tujuan utama memasukkan anak ke situ.
Kurikulum sekolah
Kurikulum sekolah haruslah menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pilihan. Lagi-lagi ibu tidak memberikan informasi harapan/cita-cita Ibu sekeluarga terhadap pendidikan putera/puteri Ibu. Apakah kurikulum pesantren telah memenuhi harapan Ibu, ataukah kurikulum nasional, ataukah Bahasa Arab, ataukah pembentukan syaksiyah Islamiyah (kepribadian Islam)?
Ibu sekeluargalah yang harus mendiskusikan kurikulum mana di antara kedua sekolah tersebut yang paling mendekati harapan/tujuan pendidikan anak dalam keluarga Ibu. Apalagi kurikulum pesantren pun beraneka ragam; ada yang tradisional (fokus kepada pembelajaran kitab-kitab kuning), ada yang modern (perpaduan dengan kurikulum nasional), dan ada pula yang ideologis (memperhatikan pembentukan syaksiyah Islamiyah masing-masing anak didik).
Untuk mengetahui kurikulum sekolah yang sebenarnya, ada baiknya Ibu meminta ijin untuk melakukan pengamatan langsung dan uji coba sekolah (menjelang akhir tahun TK B).
Ibu juga bisa bertanya kepada para orang tua murind pendahulu. Jangan hanya percaya kepada brosur, promosi sekolah, kondisi gedung yang mentereng, maupun keramahtamahan staf sekolah.
Jangan sampai kita terjebak ke sekolah yang manajemennya “tampak” bagus, tetapi kurikulumnya amburadul.
Terakhir, faktor yang tidak kalah penting adalah kemampuan keuangan keluarga. Janganlah kita memaksakan diri untuk memasukkan anak ke sekolah mahal yang memberatkan keuangan keluarga atau sampai harus berhutang.
Dalam urusan ini, Allah SWT telah Berfirman:
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا لاَ تُضَآرَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلاَ مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالاً عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَن تَسْتَرْضِعُواْ أَوْلاَدَكُمْ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّآ آتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُواْ اللّهَ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Baqarah (2): 233)
Semoga uraian sedikit di atas bisa membantu Ibu memilih sekolah yang tepat.
Erma Pawitasari, M.Ed
Pakar Pendidikan
Pakar Pendidikan
Suara Islam Edisi 69, Tanggal 19 Juni-3 Juli 2009 M/25 Jumadil Akhir-9 Rajab 1430 H, Hal 21
No comments