Time For Us to Become the Ones who Entrust
Time for us
to become the ones who entrust
Selasa, 09 Oktober 2012/23 Zulqaidah 1433 H
Penggalan diatas kurang lebih bermakna “Saatnya kita menjadi orang yang
dipercaya/dikagumi”. Sobat Muslim, punya kah kita sosok yang begitu kita
kagumi? Sosok yang saya kagumi adalah ayah sendiri. Dimana saya banyak belajar
dari beliau akan makna hidup.
Tapi…bilamana kita menjumpai waktu kita
berpisah dengan sosok yang kita kagumi, sayangi dan teladani, tentu merupakan
saat yang sangat tidak mengenakan.
Diri kita menjadi tidak bersemangat, tidak
nafsu makan, beraktivitas dsb. Itu juga yang saya alami disaat saya merasakaan
saat terakhir kepergian ayah saya memenuhi panggilanNya.
Tidak karuan rasanya. Menangis sudah
pasti, bersedih sudah bukan hal yang
aneh lagi. Apalagi mengingat saya adalah anak terakhir beliau, dimana menjelang
saat-saat terakhir Allah memberikan kesempatan menemaninya disaat terakhir.
Sangat terasa kesedihan itu.
Rasa itu seakan dihidupkan kembali ketika
saat saya menonton episode Naruto bersedih akan kehilangan gurunya Jiraiya.
Semua orang berlomba menghibur Naruto, dan tidak ada satupun yang berhasil.
Hingga suatu ketika Shikamaru, yang
merupakan salah satu temannya mengajak Naruto menemui seorang perempuan hamil
dirumah sakit. Ternyata perempuan itu merupakan isri dari guru Shikamaru; Asuma.
Shikamaru ternyata mempunyai kebiasaan
menjenguk Kurenai, nama istri Asuma setiap hari. Meski sudah diminta Kurenai untuk
tidak setiap hari untuk datang, namun Shikamaru tetap bersikeras datang.
Selepas wanita itu pergi, Naruto menanyakan apa alasan Shikamaru
melakukan hal tersebut?
“Guruku meminta agar aku menjadi guru untuk anaknya yang kelak lahir”.
Shikamaru mengatakan kepada Naruto, bahwa
kesedihan yang berlarut-larut bukanlah hal yang bijak. Asuma telah
mempercayakan banyak hal kepada Shikamaru, begitupun Jiraiya mempercayakan
banyak hal kepada Naruto. Dan itu kenyataan yang ada.
Inilah saat kita melangkah lebih tinggi. “Saatnya
kita untuk menjadi orang yang dipercaya seperti mereka.” [Time for us to become
the ones who entrust].
Sobat Muslim, di kehidupan nyata, sering
kita menemukan saat dalam kondisi menyedihkan. Kehilangan Ayah, Ibu, Kakak,
Adik, Anak, Istri, Suami dsb. Bukanlah ciri seorang Muslim untuk tenggelam
dalam kesedihan. Jangan biarkan kesedihan membelenggu langkah-langkah kita.
Jadilah sosok yang membanggakan orang-orang yang meninggalkan kita. Jika kita
ingin sosok yang meninggalkan tetap hidup di hati kita, berbuat baiklah, buat
bangga mereka dengan aktivitas kebaikan kita…
No comments