Kontrol Malaikat Selalu Melekat
Kontrol Malaikat Selalu Melekat
Dalam sistem akidah Islam, setiap Muslim wajib mengimani para
malaikat. Orang-orang yang tidak yakin adanya malaikat tidak tergolong
kaum Mukmin, sebab ia telah mengingkari salah satu rukun iman, walaupun
ia beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT). Al Qur’an menyebut mereka sebagai orang-orang yang tersesat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ آمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِيَ أَنزَلَ مِن قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
“Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.(QS. An Nisaa (4): 136)
Malaikat adalah makhluk ghaib. Beriman kepada malaikat harus didasari atas informasi yang benar (al-khabar ash-shadiq), yaitu keterangan dari Allah SWT yang terdapat dalam Al Qur’an, dan keterangan yang disampaikan Rasulullah Shallahu ‘Alahi Wassalam.
Informasi yang diluar kedua sumber tersebut dianggap tidak valid. Karenanya, tidak bisa dipercaya, apalagi diimani.
Malaikat adalah makhluk ghaib. Beriman kepada malaikat harus didasari atas informasi yang benar (al-khabar ash-shadiq), yaitu keterangan dari Allah SWT yang terdapat dalam Al Qur’an, dan keterangan yang disampaikan Rasulullah Shallahu ‘Alahi Wassalam.
Informasi yang diluar kedua sumber tersebut dianggap tidak valid. Karenanya, tidak bisa dipercaya, apalagi diimani.
Tak sekadar ada
Beriman yang benar kepada Malaikat, tak sebatas meyakini
keberadaannya saja. Seorang Muslim tak cukup hanya mengimani bahwa
Malaikat itu ada, lalu menghafal nama-namanya.
Lebih dari itu, setiap Muslim harus mengimani bahwa mereka ada makhluk Allah SWT yang diberi tugas khusus berkaitan dengan misi penting ajaran Islam, antara lain sebagai pembersih jiwa (at-tahdzibun-nafsiy) dan pengarah kepada kebaikan.
Al Qur’an telah cukup menjelaskan kepada kita tentang sosok malaikat yang wajib kita imani, baik menyangkut materinya, sifat-sifatnya, tugas-tugasnya, maupun hal-hal lain yang terkait dengannya.
Beberapa malaikat lainnya hanya disebutkan nama dan tugas-tugasnya saja.
Salah satu tugas malaikat adalah mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia. Tak seorang pun manusia bisa lepas dari penjagaannya. Allah SWT Berfirman:
Lebih dari itu, setiap Muslim harus mengimani bahwa mereka ada makhluk Allah SWT yang diberi tugas khusus berkaitan dengan misi penting ajaran Islam, antara lain sebagai pembersih jiwa (at-tahdzibun-nafsiy) dan pengarah kepada kebaikan.
Al Qur’an telah cukup menjelaskan kepada kita tentang sosok malaikat yang wajib kita imani, baik menyangkut materinya, sifat-sifatnya, tugas-tugasnya, maupun hal-hal lain yang terkait dengannya.
Beberapa malaikat lainnya hanya disebutkan nama dan tugas-tugasnya saja.
Salah satu tugas malaikat adalah mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia. Tak seorang pun manusia bisa lepas dari penjagaannya. Allah SWT Berfirman:
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), (10)
كِرَامًا كَاتِبِينَ
Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), (11)
يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
“Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Infithaar (82) : 10 – 12)
Sekecil apapun, perbuatan baik maupun buruk, pasti tercatat oleh
malaikat, termasuk motivasi di belakangnya. Catatan malaikat tidak
sebatas yang lahiririyah saja, tapi juga suasana batiniyahnya. Apakah
suatu perbuatan dilakukan karena terpaksa atau disengaja, malaikat tak
luput mencatatnya.
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ
“(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.(QS. Qaaf (50): 17)
Semua catatan malaikat setiap hari dua kali dilaporkan kepada Allah SWT. Sistem pencatatan mereka sangat sempurna hingga tidak ada kesalahan sedikitpun. Selain lengkap, valid, juga akurat.
Andai ada audit, semua laporan malaikat itu tergolong “Wajar Tanpa Pengecualian”, yakni istilah dalam akuntasi yang menunjukkan kesempurnaan hasil audit. Tidak ada kesalahan atau penyimpangan.
Dengan audit data yang sempurna ini, maka tak seorang manusia pun yang bakal salah menerima laporan. Tak ada yang keliru pencatatannya. Siapa yang bakal menerima kitab dengan tangan kanan, segera ketahuan. Demikian juga yang menerima dengan tangan kirinya.
Semua catatan malaikat setiap hari dua kali dilaporkan kepada Allah SWT. Sistem pencatatan mereka sangat sempurna hingga tidak ada kesalahan sedikitpun. Selain lengkap, valid, juga akurat.
Andai ada audit, semua laporan malaikat itu tergolong “Wajar Tanpa Pengecualian”, yakni istilah dalam akuntasi yang menunjukkan kesempurnaan hasil audit. Tidak ada kesalahan atau penyimpangan.
Dengan audit data yang sempurna ini, maka tak seorang manusia pun yang bakal salah menerima laporan. Tak ada yang keliru pencatatannya. Siapa yang bakal menerima kitab dengan tangan kanan, segera ketahuan. Demikian juga yang menerima dengan tangan kirinya.
Allah SWT Berfirman:
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِه
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, (7)
فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, (8)
وَيَنقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا
Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (QS. Al Insyiqaaq (84) : 7 – 9)
Anti Negosiasi, Super Taat
Malaikat yang tidak butuh makan, minum dan tidur ini tentu tak akan
pernah bisa dirayu, ditipu atau disuap. Mereka sangat profesional.
Mereka hanya mengerjakan sesuatu sesuai dengan jobnya. Mustahil mereka
melebihkan atau mengurangkan, apalagi mengubahnya.
Dengan demikian, manusia akan menerima kitab catatan yang lengkap tentang semua jejaknya selama hidup di dunia. Tiada amal sekecil zarrah pun yang terlupa.
Al Qur’an menjelaskan bahwa malaikat adalah makhluk yang mulia dan sangat dipercaya Allah SWT untuk menjalankan segala perintahNya. Mereka bekerja tidak kenal lelah, siang malam tanpa henti-hentinya.
Dengan demikian, manusia akan menerima kitab catatan yang lengkap tentang semua jejaknya selama hidup di dunia. Tiada amal sekecil zarrah pun yang terlupa.
Al Qur’an menjelaskan bahwa malaikat adalah makhluk yang mulia dan sangat dipercaya Allah SWT untuk menjalankan segala perintahNya. Mereka bekerja tidak kenal lelah, siang malam tanpa henti-hentinya.
Allah SWT Berfirman:
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.(QS. Al Anbiyaa' (21): 20)
Tidak seperti manusia, malaikat dirancang oleh Allah SWT untuk menjadi makhluk yang tidak memiliki rasa lapar dan sakit. Malaikat juga tidak perlu bercanda.
Jika manusia secara fithrah memiliki “nafsu” untuk mempertahankan hidup dan jenisnya, malaikat tidak memilikinya. Karena malaikat tidak bersyahwat.
Al Qur’an juga menjelaskan bahwa malaikat itu memiliki kesetiaan yang tiada tara. Mereka tidak memiliki kepentingan selain menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diperintahkan Allah SWT kepadanya hingga tuntas, dengan hasil yang memuaskan.
Dalam menjalankan tugasnya, para malaikat sangat disiplin. Semua sistem yang berada di bawah tanggung jawab mereka berjalan dengan sangat sempurna, tanpa cacat sedikitpun. Tidak ada perintah yang terdistorsi. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh dan sangat hati-hati.
Tidak seperti manusia, malaikat dirancang oleh Allah SWT untuk menjadi makhluk yang tidak memiliki rasa lapar dan sakit. Malaikat juga tidak perlu bercanda.
Jika manusia secara fithrah memiliki “nafsu” untuk mempertahankan hidup dan jenisnya, malaikat tidak memilikinya. Karena malaikat tidak bersyahwat.
Al Qur’an juga menjelaskan bahwa malaikat itu memiliki kesetiaan yang tiada tara. Mereka tidak memiliki kepentingan selain menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diperintahkan Allah SWT kepadanya hingga tuntas, dengan hasil yang memuaskan.
Dalam menjalankan tugasnya, para malaikat sangat disiplin. Semua sistem yang berada di bawah tanggung jawab mereka berjalan dengan sangat sempurna, tanpa cacat sedikitpun. Tidak ada perintah yang terdistorsi. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh dan sangat hati-hati.
لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya. (27)
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
“Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat [959] melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. (QS. Al Anbiyaa' (21): 27 – 28)
[959] Lihat no. 46. 325 dan 326.
Sebagai hamba yang dimuliakan Allah, para malaikat tak pernah
sekalipun berbuat maksiat, apalagi melakukan pembangkangan terhadap
Allah SWT. Loyalitasnya tak terbatas. Integritasnya tak bisa diukur.
Prinsipnya tunggal, yaitu melaksanakan perintah Allah SWT dengan
sempurna, tidak melebihkan atau mengurangkan sedikitpun.
Takuti dan Teladani Malaikat
Orang yang betul-betul beriman kepada malaikat tentu tak sembarangan berkata, berbuat, dan beramal. Ia pasti ingin tercatat sebagai orang yang saleh, taat, dan dekat kepada Allah SWT.
Ia enggan dan malu jika ada catatan buruk tentang dirinya yang dilaporkan kepada Allah SWT. Ia juga merasa selalu diawasi 24 jam sehari.
Dengan pengawasan ketat dan melekat ini mereka enggan berbuat fasik. Karenanya mereka pantang korupsi, mencuri, berzina, dan melakukan berbagai kemaksiatan lainnya.
Jika kita beriman kepada malaikat, kita juga harus bisa meneladani sifat-sifat mulia mereka. Allah SWT telah memuliakan mereka karena sifatnya yang mulia. Di antara sifat mulia itu adalah integritas dan loyalitas yang tiada tara kepada Allah SWT.
Seseorang yang memiliki integritas yang tak trbatas dan loyalitas yang tinggi kepada Allah SWT hidupnya akan mulia. Mereka pun akan mendapat surga di akhirat kelak. Inilah kunci sukses yang tidak ada keraguan di dalamnya.
Takuti dan Teladani Malaikat
Orang yang betul-betul beriman kepada malaikat tentu tak sembarangan berkata, berbuat, dan beramal. Ia pasti ingin tercatat sebagai orang yang saleh, taat, dan dekat kepada Allah SWT.
Ia enggan dan malu jika ada catatan buruk tentang dirinya yang dilaporkan kepada Allah SWT. Ia juga merasa selalu diawasi 24 jam sehari.
Dengan pengawasan ketat dan melekat ini mereka enggan berbuat fasik. Karenanya mereka pantang korupsi, mencuri, berzina, dan melakukan berbagai kemaksiatan lainnya.
Jika kita beriman kepada malaikat, kita juga harus bisa meneladani sifat-sifat mulia mereka. Allah SWT telah memuliakan mereka karena sifatnya yang mulia. Di antara sifat mulia itu adalah integritas dan loyalitas yang tiada tara kepada Allah SWT.
Seseorang yang memiliki integritas yang tak trbatas dan loyalitas yang tinggi kepada Allah SWT hidupnya akan mulia. Mereka pun akan mendapat surga di akhirat kelak. Inilah kunci sukses yang tidak ada keraguan di dalamnya.
Suara Hidayatullah Edisi 02 | XXV | Juli 2012, hal 12 - 13
Link Terkait:
Ingat, Malaikat Mengawasi Kita
No comments