Buah Iman Kepada Malaikat
Buah Iman Kepada Malaikat
Rabu, 13 Februari 2013/2 Rabiul Akhir 1434 H
Iman kepada malaikat seharusnya bisa membentuk perilaku dan cara
pandang seorang mukmin selalu lebih baik, lebih suci dan lebih
berkualitas. Sayangnya, meski sudah tahu bahwa malaikat selalu mencatat
kebaikan dan keburukan, kebanyakan orang seringkali masih
mengabaikannya.
Berbagai pelanggaran sering terjadi bukan karena ketidak tahuan, tetapi karena dorongan hawa nafsu. Bahkan tidak jarang orang terjerumus untuk mengikuti kenikmatan syahwat selama sepuluh menit meski tahu akan merugikan dirinya sendiri selama sepuluh tahun.
Kesenangan yang sesaat itu akhirnya berbuah pahit berupa penyesalan yang berlarut-larut, bahkan hingga sepanjang umur. Banyak orang yang hancur masa depan karirnya karena terlanjur berbuat nista demi kepuasan sesaat hawa nafsunya. Karena itulah manusia selalu membutuhkan pengawasan agar tidak jatuh dalam keburukan.
Berbagai pelanggaran sering terjadi bukan karena ketidak tahuan, tetapi karena dorongan hawa nafsu. Bahkan tidak jarang orang terjerumus untuk mengikuti kenikmatan syahwat selama sepuluh menit meski tahu akan merugikan dirinya sendiri selama sepuluh tahun.
Kesenangan yang sesaat itu akhirnya berbuah pahit berupa penyesalan yang berlarut-larut, bahkan hingga sepanjang umur. Banyak orang yang hancur masa depan karirnya karena terlanjur berbuat nista demi kepuasan sesaat hawa nafsunya. Karena itulah manusia selalu membutuhkan pengawasan agar tidak jatuh dalam keburukan.
Pengawasan Melekat
Dengan adanya pengawasan, seseorang akan lebih bisa menjaga diri. Di
tempat kerja, misalnya. Saat melihat dirinya sedang diawasi, keinginan
untuk bermalasan pun dienyahkan dan diganti dengan giat bekerja.
Niat mencuri tak kesampaian karena tahu ada kamera CCTV (Closed Circuit Television) di dekatnya. Dorongan nafsu untuk korupsi tak dituruti karena ada sistem pelaporan dan pengawasan yang ketat. Orang menyebutnya waskat, atau pengawasan melekat.
Namun, sekuat-kuat pengawasan, tentu masih ada lubang-lubang kelemahannya. Karena itulah seringkali masih banyak pelanggaran terjadi di berbagai tempat meski sudah ada petugas yang mengawasi.
Apalagi kalau pengawasannya sendiri masih bisa disuap, atau ditempat sepi yang tak ada pengawasan sama sekali, tentu akan kian banyak pelanggaran terjadi.
Seorang yang beriman dengan malaikat memiliki muraqabah, yaitu keyakinan bahwa ia terus diawasi secara ketat meski tidak ada orang di sekitarnya. Waskat baginya bukan sebatas pengawasan melekat dari manusia, tetapi juga pengawasan malaikat.
Keimanan terhadap malaikat ini membuat seseorang lebih berhati-hati dalam menjaga kesuciaannya. Saat ada niat untuk melangkahkan kaki ke tempat maksiat, dirinya sadar ada malaikat yang mendampingi di sisinya.
Ia pun sangat selektif dalam berucap karena sadar ada pengawas yang senantiasa hadir. Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) Berfirman:
Niat mencuri tak kesampaian karena tahu ada kamera CCTV (Closed Circuit Television) di dekatnya. Dorongan nafsu untuk korupsi tak dituruti karena ada sistem pelaporan dan pengawasan yang ketat. Orang menyebutnya waskat, atau pengawasan melekat.
Namun, sekuat-kuat pengawasan, tentu masih ada lubang-lubang kelemahannya. Karena itulah seringkali masih banyak pelanggaran terjadi di berbagai tempat meski sudah ada petugas yang mengawasi.
Apalagi kalau pengawasannya sendiri masih bisa disuap, atau ditempat sepi yang tak ada pengawasan sama sekali, tentu akan kian banyak pelanggaran terjadi.
Seorang yang beriman dengan malaikat memiliki muraqabah, yaitu keyakinan bahwa ia terus diawasi secara ketat meski tidak ada orang di sekitarnya. Waskat baginya bukan sebatas pengawasan melekat dari manusia, tetapi juga pengawasan malaikat.
Keimanan terhadap malaikat ini membuat seseorang lebih berhati-hati dalam menjaga kesuciaannya. Saat ada niat untuk melangkahkan kaki ke tempat maksiat, dirinya sadar ada malaikat yang mendampingi di sisinya.
Ia pun sangat selektif dalam berucap karena sadar ada pengawas yang senantiasa hadir. Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) Berfirman:
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaaf (50): 18)
Seorang yang beriman kepada Malaikat, akan berusaha senantiasa menjaga niat dan kerjanya semata karena Allah SWT, ia tidak menggantungkan pekerjaannya karena berharap ucapan terima kasih, apalagi tepuk tangan manusia.
Dengan mengimani bahwa segala amal kebaikan dicatat oleh malaikat, ia tak lagi terjerembab dalam sikap riya’. Ia yakin para malaikat telah mencatat semua amalnya untuk diserahkan kepada Allah SWT sebagaimana FirmanNya:
Seorang yang beriman kepada Malaikat, akan berusaha senantiasa menjaga niat dan kerjanya semata karena Allah SWT, ia tidak menggantungkan pekerjaannya karena berharap ucapan terima kasih, apalagi tepuk tangan manusia.
Dengan mengimani bahwa segala amal kebaikan dicatat oleh malaikat, ia tak lagi terjerembab dalam sikap riya’. Ia yakin para malaikat telah mencatat semua amalnya untuk diserahkan kepada Allah SWT sebagaimana FirmanNya:
وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوهُ فِي الزُّبُرِ
Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan [1441](QS. Al-Qamar (54) : 52)
[1441] Maksudnya buku-buku catatan yang terdapat di tangan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
Apalagi dalam urusan ibadah seperti shalat. Seorang yang beriman pada malaikat akan merasakan suasana sakral.bukan karena sedang disaksikan orang, melainkan ia meyakini bahwa shalat yang ia lakukan juga disaksikan secara langsung oleh malaikat.
[1441] Maksudnya buku-buku catatan yang terdapat di tangan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
Apalagi dalam urusan ibadah seperti shalat. Seorang yang beriman pada malaikat akan merasakan suasana sakral.bukan karena sedang disaksikan orang, melainkan ia meyakini bahwa shalat yang ia lakukan juga disaksikan secara langsung oleh malaikat.
Bertasbih
Seorang mukmin juga memiliki cara pandang yang khas terhadap segala
apa yang ada di langit dan di bumi. Dalam pandangan iman, alam raya ini
diatur dan dipelihara oleh Allah SWT melalui para malaikatNya. Para
malaikat itu menjadi utusanNya yang setia menjalankan semua perintahNya.
Ia tidak hanya melihat semua yang kasat mata ini sebagai hukum alam, tetapi juga menyadari di balik semua keteraturan alam ini adalah wujud ketundukan dan sujud semua makhluk kepada Allah Yang Maha Pencipta.
Jadi sebenarnya keteraturan alam raya ini adalah kerja para malaikat yang senantiasa tunduk dan patuh kepadaNya. Allah SWT Berfirman:
Ia tidak hanya melihat semua yang kasat mata ini sebagai hukum alam, tetapi juga menyadari di balik semua keteraturan alam ini adalah wujud ketundukan dan sujud semua makhluk kepada Allah Yang Maha Pencipta.
Jadi sebenarnya keteraturan alam raya ini adalah kerja para malaikat yang senantiasa tunduk dan patuh kepadaNya. Allah SWT Berfirman:
وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang
mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.(QS. An Nahl (16): 49)
Dengan cara pandang itu, seorang mukmin melihat alam ini bukan hanya secara fisik semata, tetapi terkandung nilai iman. Cara menyikapi kekayaan alam ini juga bukan dengan seenaknya untuk memuaskan ketamakan nafsunya, namun sebagai satu kesatuan dari ibadah.
Sujud, bertasbih, dan tunduk, sebagaimana para malaikat senantiasa bertasbih kepada Tuhan Yang Maha Pencipta.
Dengan cara pandang itu, seorang mukmin melihat alam ini bukan hanya secara fisik semata, tetapi terkandung nilai iman. Cara menyikapi kekayaan alam ini juga bukan dengan seenaknya untuk memuaskan ketamakan nafsunya, namun sebagai satu kesatuan dari ibadah.
Sujud, bertasbih, dan tunduk, sebagaimana para malaikat senantiasa bertasbih kepada Tuhan Yang Maha Pencipta.
فَإِنِ اسْتَكْبَرُوا فَالَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُمْ لَا يَسْأَمُونَ
“Jika
mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu
bertasbih kepadaNya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak
jemu-jemu” (QS. Fush Shilat (41) : 38)
Istiqamah
Dalam sejarah perjuangan Rasulullah SAW dan para Sahabatnya.
Keberadaan malaikat sangat dirasakan. Misalnya saat perang Badar. Secara
materi, baik jumlah pasukan maupun peralatan perang, kaum Muslim di
pihak yang lemah. Jumlah mereka sekitar tiga ratus orang, sementara
pasukan kafir seribu orang.
Namun, kaum Muslim dapat memenangkan peperangan itu karena telah mendapat pertolongan dari Allah SWT. Dengan kesabaran dan keistiqamahan, akhirnya berbagai kelemahan justru membuat mereka kian dekat dengan Allah SWT. Dan Allah SWT pun menurunkan lima ribu malaikat menolong mereka.
Namun, kaum Muslim dapat memenangkan peperangan itu karena telah mendapat pertolongan dari Allah SWT. Dengan kesabaran dan keistiqamahan, akhirnya berbagai kelemahan justru membuat mereka kian dekat dengan Allah SWT. Dan Allah SWT pun menurunkan lima ribu malaikat menolong mereka.
بَلَى إِن تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ وَيَأْتُوكُم مِّن فَوْرِهِمْ هَـذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُم بِخَمْسَةِ آلافٍ مِّنَ الْمَلآئِكَةِ مُسَوِّمِينَ
“Ya
(cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang
menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu
dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.”(QS. Ali Imran (3) : 125)
Inilah salah satu bentuk hiburan dari Allah SWT bagi orang yang beriman. Sehingga dalam menghadapi tantangan dan perjuangan, meski ada kelemahan dan keterbatasan, hati mereka tentram. Ada jaminan pertolongan dari Allah SWT.
Bagi seorang yang beriman kepada malaikat, pertolongan Allah SWT melalui bantuan turunnya malaikat itu pun masih berlaku hingga sekarang. Mereka yang telah berjuang di jalan dakwah dan jihad, banyak sekali menemukan peristiwa-peristiwa ajaib.
Dan memang untuk mengundang pertolongan Allah SWT itu dibutuhkan kesabaran dan keistiqamahan. Pernyataan iman yang disertai keistiqamahan di jalan Allah SWT inilah yang kelak mengundang turunnya malaikat yang akan memberikan hiburan surgaNya. Wallahu a’lam
Inilah salah satu bentuk hiburan dari Allah SWT bagi orang yang beriman. Sehingga dalam menghadapi tantangan dan perjuangan, meski ada kelemahan dan keterbatasan, hati mereka tentram. Ada jaminan pertolongan dari Allah SWT.
Bagi seorang yang beriman kepada malaikat, pertolongan Allah SWT melalui bantuan turunnya malaikat itu pun masih berlaku hingga sekarang. Mereka yang telah berjuang di jalan dakwah dan jihad, banyak sekali menemukan peristiwa-peristiwa ajaib.
Dan memang untuk mengundang pertolongan Allah SWT itu dibutuhkan kesabaran dan keistiqamahan. Pernyataan iman yang disertai keistiqamahan di jalan Allah SWT inilah yang kelak mengundang turunnya malaikat yang akan memberikan hiburan surgaNya. Wallahu a’lam
Suara Hidayatullah Edisi 02 | XXV | Juli 2012, hal 14 – 15
Link Terkait:
Ingat, Malaikat Mengawasi Kita
No comments