Breaking News

Jika Bermasalah, Shalatlah

Jika Bermasalah, Shalatlah 
Selasa 25 Juni 2013 / 16 Sya’ban 1434 H


  Ibnu Abid Dunya dalam kitab Al Mujabin menceritakan tentang peristiwa yang dialami seorang Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam dari kalangan Anshar bernama Abu Ma’allaq, saudagar yang sangat menjaga kepribadian luhurnya.

  Suatu hari, di tengah perjalanan berniaga tiba-tiba ia dihadang kawanan perampok bersenjata tajam, “Serahkan hartamu atau aku membunuhmu!”

  Abu Ma’allaq berkata, “Apa yang engkau inginkan, aku atau hartaku?”

  “Aku inginkan harta dan jiwamu,” jawab perampok.

  “Baiklah izinkan saya untuk melaksanakan shalat empat rakaat,” pinta Abu Ma’allaq yang dipenuhi oleh perampok.

  Diakhir sujudnya, ia berdoa; “Wahai Zat Yang Pengasih, Wahai Zat Yang Penyayang, Wahai Zat Pemilik ‘Arsyi Yang Agung, Wahai Zat yang menjalankan apa yang diinginkan, dengan kemuliaanmu yang tak bisa dituntut aku memohon dengan kuasa-Mu yang tak bisa ditindas, dengan cahayaMu yang memenuhi penjuru ‘Arsy-Mu, cegahlah kejahatan perampok ini. Wahai Pemberi Perlindungan, lindungilah aku, wahai Sang Pemberi Perlindungan!”

  Tiba-tiba, seseorang sambil menunggang kuda muncul dengan membawa tombak. Dalam sekejap, penunggang kuda itu menusukkan tombak tersebut kepada sang perampok. Lalu, ia menghampiri Abu Ma’allaq, “Berdirilah!”

  “Engkau bukan ayahku dan bukan ibuku, tetapi Allah telah menolongku hari ini melalui engkau,” kata Abu Ma’allaq.

   “Aku adalah malaikat penghuni langit ke empat. Pada doamu yang pertama, aku mendengar suara ketukan pada pintu-pintu langit, kemudian pada doamu yang kedua aku mendengar penghuni langit ribut.

   Pada doamu yang ketiga telah sampai berita padaku ada doa yang tertimpa kesusahan. Lalu aku memohon kepada Allah agar mengizinkanku untuk membunuh perampok itu, “ ujar sang penunggang kuda.

   Melalui kisah ini saya ingin mengajak kita semua untuk menyadari bahwa shalat itu benar-benar dapat diandalkan untuk mengatasi segala permasalahan hidup. Allah sanggup menolong hamba-Nya yang khusyu’ dalam shalatnya.

  Allah yang disembah dan diibadahi para Sahabat dahulu adalah Tuhan yang kita sembah dan kita ibadahi saat ini. Malaikat langit yang senantiasa turun ke bumi menolong para Sahabat adalah malaikat yang hingga saat ini senantiasa bersiaga melaksanakan perintah Allah tanpa pernah membangkang sekalipun.

  Para Sahabat Nabi adalah hamba Allah, sama seperti kita. Jika para Sahabat Nabi meminta dan berdoa lalu diterima dan dikabulkan, maka jika kita meminta dan berdoa kepada-Nya, berlaku pula janji-Nya. Ingat Firman Allah: “Aku kabulkan permohonan orang-orang yang berdoa kepada-Ku.” (Al Baqarah [2]: 186).

  Masalahnya, apakah kita dengan sungguh-sungguh telah memanfaatkan fasilitas ini? Kebanyakan di antara kita melaksanakan shalat sekadar menggugurkan kewajiban. Tanpa bersungguh-sungguh meminta dan bermohon kepada-Nya.

  Mulai hari ini, mari kita menjadikan shalat sebagai tempat mengadukan berbagai persoalan, kegelisahan, kepedihan, dan kegundahan.

  Melalui shalat yang khusyu’ akan terjalin hubungan yang kuat antara kita sebagai hamba dengan Zat Yang Mahakuat. Bila kita mencurahkan segala ketakutan, kekhawatiran, dan ketegangan kepada-Nya, maka tenanglah jiwa kita dan terhentilah segala keluh kesah. Wallahu a’lam

Ustadz Abdurrahman Muhammad

Pimpinan Umum Hidayatullah

Suara Hidayatullah | Edisi 02 | XXV | Juni 2012 / Rajab 1433 | Hal 18

*** 
(AniqAds. Aqilla Kenari)
 

No comments