Melumpuhkan Ranjau Darat dengan Tanaman
Melumpuhkan Ranjau Darat dengan Tanaman
Ilmuwan Mesir menemukan cara untuk menemukan lokasi dan melumpuhkan ranjau darat, yaitu dengan bantuan tanaman. Solusi itu menggunakan berbagai macam tumbuhan dan bakteri untuk menemukan, menyusup dan melumpuhkan ranjau.
Pengembangan metode itu dimulai tahun 2004, saat perusahaan bioteknologi Denmark Aresa Biodetection, menemukan jenis tertentu biji mustar (sejenis biji sawi) berubah warna dari hijau menjadi merah hanya karena adanya nitrogen oksida yang bocor dari ranjau darat.
Fenomena itu lalu dikembangkan oleh Muhammad Abu Dahab di Akademi Penelitian Ilmiah dan Teknologi. Ia dan rekan-rekannya menemukan bahwa setelah lokasi ranjau berhasil ditemukan dengan menggunakan biji-bijian itu, bakteri pencari zat besi dapat disebarkan ke seluruh area ranjau.
Setelah beberapa lama, bakteri itu akan memakan logam pembungkus ranjau dan membuat lubang-lubang kecil, sehingga memungkinkan gas peledak trinitrotoluene (TNT) keluar.
Langkah terakhir adalah menanam pohon bit gula atau tembakau di area itu, yang akar-akarnya mengandung enzim yang dapat menyerap sisa-sisa nitrogen, sehingga ranjau dapat dilumpuhkan sepenuhnya.
Menurut data statistik dari Kementerian Informasi yang dikutip Al-Mishry Al-Yaum, di Mesir masih terdapat sekitar 23 juta ranjau darat aktif peninggalan dari Perang Dunia II dan perang Mesir dengan Israel. Ranjau itu tersebar di Gurun Barat, Sinai dan Zona Terusan Suez.
Jumlah itu 20% dari total ranjau darat dunia dan dalam kurun waktu lebih dari 25 tahun terakhir telah membunuh atau melukai lebih dari 7.000 orang.
*Khadija
Suara Hidayatullah | April 2012/Jumadil Awal 1433 Hal 49.
No comments