Gemuruh di bulan mei..
Gemuruh di bulan Mei
jakarta, 21 Mei 2008 (ae)
Maraknya pertandingan bergengsi piala Thomas-Uber cup, kerap mewarnai media massa dan media cetak kita akhir-akhir ini. Dimana kita bisa melihat perjuangan Maria Kristin dkk berpeluh keringat, tenaga dan bahkan air mata. Untuk satu kata. Kemenangan!
Boys n Gals, kita pun ‘ikut’ merasakan semangat heroik mereka. Kita bersorak disaat mereka berhasil membukukan scoring dan kita pun ikut sedih jika pihak lawan yang mencuri nilai. Tetapi itu telah berlalu dan hanya tinggal kenangan manis, sosok perjuangan mereka telah menimbulkan kesan tersendiri bagi penikmatnya.
Arti sebuah perjuangan…
Boys n Gals, tentu kita tidak menafikan perjuangan teman-teman kita dalam memperebutkan piala Thomas dan Uber, tapi.... ternyata dibalik itu semua ada bentuk perjuangan yang lebih heroik, dramatis dan lebih banyak menguras tenaga dan air mata.
Siapakah mereka? Mereka adalah para pencari nafkah untuk keluarganya. Pejuang yang rela berpeluh keringat, bercucuran air mata dan bahkan rela mengorbankan nyawanya demi keberlangsungan hidup keluarganya. Kita terbiasa mengenal mereka dengan panggilan “Ayah”.
Guys tentu tak terbayang beratnya tugas seorang ayah dalam mencukupi kebutuhan keluarganya. Seringkali kita melihat ketika beliau pulang dengan tampang sayu, terlihat letih sekali, tetap berupaya tersenyum untuk kita.
Kita tak pernah tau, entah apa gerangan yang dialaminya..yang kita tau hanya menengadahkan tangan untuk meminta uang. Sungguh, beban beratnya semakin bertambah berat dengan isu kenaikan BBM, tapi the show must go on, kita tau seberat apapun ayah tidak akan menyerah demi untuk kebahagian keluarganya.
Bro n Gals, memang kehidupan kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Tapi selama kita bernaung di sebuah tempat yang bernama negara, secara otomatis kita berada dibawah tanggung jawab kepala negara yang jadi pemimpinnya, khan? .
Rasulullah SAW bersabda: “Imam adalah seorang penggembala dan dia bertanggung jawab atas gembalaannya.” (HR. Bukhari 8/253)
Guys, Baginda Rasul dalam haditsnya mengumpamakan bahwa seorang Imam/penguasa/ pemimpin ibarat penggembala yang bertanggung jawab terhadap domba-domba gembalaannya (ra’yyah). Tentu penguasa yang baik tentu akan membela kepentingan rakyat banyak dan bukan membela kepentingan golongan penguasa, golongan elit politik apalagi kepentingan orang asing… tapi kenyataanya...
Apa yang sebenarnya terjadi?
Bro apa sich yang sebenarnya terjadi? Sehingga harga BBM melonjak naik? Sehingga Bapak SBY mengatakan bahwa ini adalah pilihan terakhir –perihal kenaikan BBM-? Apakah memang tidak ada cara lain?
Ehm, bukankah setiap permasalahan Insya Allah ada jalan keluarnya jika kita mau berusaha? :Coba kita analisa y ….Semua ini berawal dari isu kenaikan harga minyak mentah dunia. Truz karena kita terikat dengan harga minyak dunia secara otomatis kita harus mengikutinya, yang dimana beban berada cost yang terbilang besarnya.
Karena pemerintah udah puyeng, maka dipangkaslah subsidi minyak yang katanya telah membebankan keuangan negara. Dari situlah asal muasal isu kenaikan BBM.
Tapi benarkah ini pilihan terakhir? Menurut pengamat ekonomi Tim Indonesia Bangkit (TIB) Hendri Saprini: “Masih banyak alternatif lain untuk menyelamatkan APBN, ketimbang menaikkan harga BBM. Ada pos lain dalam APBN yang bisa di otak-atik seperti pos subsidi lainnya, pembayaran hutang dan bagi hasil”. ( Suara Islam, Edisi 44 tanggal 16-29 Mei 2008 hal 15). Tuch khan selalu ada jalan keluar
Pengganti Sedih
Untuk mengantisipasi gejolak emosi rakyatnya, pemerintah mengucurkan dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) sebesar 15 Triliun dimana pembagiannya 100 ribu/kk/bulan. Guys, katanya pemberian BLT gunanya untuk mengatasi dampak kenaikan BBM?
Apa iya? Yo kita berhitung, bila seorang kepala keluarga yang tinggalnya di Tanah Abang dan kerja di Mampang menjadi karyawan swasta. Disaat harga bensin masih 4.500 rupiah, ongkos bis 2000 rupiah jika bolak-balik 4000 rupiah plus makan siang 6000 rupiah total 10.000 rupiah.
Tapi bagaiman jika harga bensin 6000 / liter? Berapa ongkos sekali jalan?pulang pergi? Makan siangnya?dikali 22 hari –masa kerja sebulan- habislah dana BLT yang 100 ribu itu.Truz gimana jika sekali jalan harus naik 3 kali angkot? Pulangnya? Biaya makan siangnya? Untuk keluarganya? Apakah ini yang dinamakan UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT? Tidak bro!
Lagi…dan lagi Kapitalisme
Lucu khan guys jika dibilang untuk rakyat, tapi malah rakyat yang kesusahan…lalu kenapa ada penguasa yang tetap ngotot jika harga BBM tetap harus dinaikkan? Ada dua kemungkinan; Pertama. Mungkin beliau mengeluarkan obligasi dan mengeruk keuntungan dari bisnis sektor non riil yang jauh lebih menguntungkan.
Kedua. Pengusaha itu jualan minyak dan gas, karena bila ngebor minyak di Indonesia lalu menggunakan tenaga-tenaga Indonesia dan lalu dijual di Indonesia dengan harga International (Suara Islam Edisi 44 tanggal 16-29 Mei 2008 hal 21) terbayangkan kan keuntungannya?
Benar-benar ‘penampakan’ Kapitalisme! Apakah pemerintah tidak takut dengan firman Allah SWT: “Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya”.(QS. Ali Imran’ (3) :161) .
Dan ancaman Rasulullah SAW: “Tidaklah seorang penguasa atas rakyat miskin lalu mati dalam keadaan menipu mereka melainkan Allah SWT mengharamkan baginya surga” (Shahih Bukhari Juz 22/63) Wallahu’alam (ae)
Source gambar: www.razzirahman.com
No comments