Breaking News

Keutamaan Guru dan Rambu-Rambunya

Keutamaan Guru dan Rambu-Rambunya
Selasa, 09 Maret 2010 / 23 Rabiul Awwal 1431


Assalamu’alalaikum, Ibu Erma yang terhormat

Ana salut dengan artikel Ibu di Suara Islam. Ana punya rencana ingin kuliah ilmu pendidikan setelah lulus dari Ponpes nanti. Untuk itu, ana ingin mengetahu dasar-dasarnya. Selain itu, fakultas atau jurusan apa yang bisa ana ambil?

Jazakumullahu khairan katsiraa.

Syifa’urrahman-Solo

**********************

Assalamu’alaikum, Bu Erma

Saya guru TPA yang Insya Allah akan mengajar TK juga. Selama ini saya merasa takut akan profesi saya sebagai guru yang tanggungjawabnya sangat besar. Terkadang saya berfikir untuk tidak mengajar lagi karena takut memberikan dampak negatif pada anak didik. Mohon masukan.

Syukron Katsir

Luthfiyah-Bekasi

****************

Wa’alaikum salaam Wr. Wb

Adik Syifa’urrahman & Ibu Luthfiyah yang dirahmati Allah SWT.

Menjadi guru adalah profesi yang sangat mulia. Guru memiliki kesempatan untuk mengumpulkan pahala yang banyak melalui kebaikan yang disampaikan kepada setiap muridnya.

Bukankah Nabi SAW Bersabda; “Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, dia mendapatkan pahala sebanyak pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sediktpun.” (HR. Muslim).

Hitung saja, jika setahun murid kita ada 20, maka dalam waktu 5 tahun saja, kita sudah mengajar 100 siswa. Setiap amal shaleh yang mereka lakukan atas petunjuk kita, maka kita akan terus “kecipratan” pahalanya. Bukankah ini luar biaasa?

Tanggung jawabnya memang besar. “Dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan, dia memikul dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun,” (HR. Muslim)

Tetapi, profesi apa yang tidak memiliki tanggung jawab? Dokter bertanggung jawab atas kesehatan pasiennya. Ibu bertanggung jawab atas pendidikan dan perkembangan anak-anaknya. Bahkan, seorang pembantu rumah tangga pun bertanggung jawab atas amanah yang diberikan oleh majikannya.

Adanya tanggung jawab tidak seharusnya membuat kita berhenti hidup, melainkan memicu kita untuk berbuat sesuatu sesuai petunjuk Islam. Di sinilah kita dituntut untuk professional, selalu belajar dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Ini berlaku untuk semua profesi. Dokter yang malas belajar dan akhirnya membahayakan nyawa pasien tentu akan mempertanggung jawabkan kesalahannya di hadapan Allah.

Untuk meningkatkan profesionalisme guru, apa yang harus dilakukan? Minimal ada tiga hal yang harus diperhatikan.
  1. Niat yang Ikhlash, mengharap ridho Allah SWT.
  2. Target yang benar, yakni untuk mendidik siswa, bukan sekedar menyelesaikan kurikulum. Tidak ada artinya kurikulum selesai jika siswa tidak mendapatkan manfaat.

    Terkadang kita harus menyiapakn beberapa paket pembelajaran (lesson plan) dalam satu materi. Guru di Amerika biasanya dibekali level pengajaran untuk masing-masing kelas, yakni on level (untuk anak-anak biasa), advance (untuk anak-anak pandai) dan intervention (untuk anak-anak yang kurang).

    Bahkan, pada sekolah-sekolah bagus, disediakan pula guru bantu untuk special need (untuk anak berkebutuhan khusus) dan ESL (untuk anak-anak yang berbahasa selain Inggris).

    Berhubung ini belum lazim dalam sistem pendidikan Indonesia, akhirnya gurulah yang dituntut untuk kerja ekstra. Di kelas saya misalnya, siswa saya bagi dalam dua level. Ada hal-hal sama yang mereka pelajari, tetapi ada pula yang berbeda. Di sini kita dituntut untuk mempelajari metode-metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
  3. Selektif dalam memilih bahan ajar. Saya banyak menemukan ajaran-ajaran yang menyimpang dari Islam dalam buku-buku diktat Yang digunakan di sekolah. Sebagai guru, kita harus sangat selektif, sampai kita ikut mengajarkan kesesatan sebagaimana peringatan Nabi Muhammad SAW di atas.

    Oleh karenanya, kita wajib mengkaji Islam secara rutin dan berkelanjutan agar tahu mana ajaran yang Islami dan mana yang tidak.

Di mana kita bisa belajar? Berhubung saya tidak memiliki pengalaman belajar ilmu pendidikan di dalam negeri, saya tidak bisa merekomendasikan Fakultas / lembaga tertentu. Silahkan anda bandingkan kurikulum, misi dan visi dari tiap-tiap lembaga pendidikan untuk menemukan tempat belajar yang paling ideal.

Ada baiknya, anda menghubungi pengajarnya dan mendiskusikan kebutuhan-kebutuhan anda. Respon pengajar bisa menjadi salah satu indikasi mengenai mutu & kenyaman belajar di sekolah yang bersangkutan.

Tetapi, jangan berhenti di situ. Di luar lembaga pendidikan, anda pun bisa (dan wajib) mengikuti perkembangan pendidikan melalui jurnal, berita maupun seminar. Silahkan hadir dalam seminar saya dan Insya Allah kita bisa bahas banyak hal secara lebih detail sekaligus berdiskusi secara langsung. Silahkan hubungi 021-98022966 untuk informasi tentang seminar saya.

Suara Islam Edisi 65, Tanggal 17 April – 1 Mei 2009 / 21 Rabiul Akhir – 6 Jumadil Awwal 1430 H, Hal 22

*******************

Sedikit share mengenai poin nomor 2 diatas tentang guru bantu untuk special need (untuk anak berkebutuhan khusus), kebetulan metode ini telah diaplikasikan di sekolah dimana istri saya mengajar, yang istilah disana dikenal dengan shadow teacher (untuk anak berkebutuhan khusus dan biasanya untuk anak autis).

No comments