Cara Belajar Kinestetis
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bu Erma, saya mempunyai anak otak kanan kinestetis. Bagaimana memotivasi agar dia tertarik belajar? Bagaimana cara-cara yang praktis untuk membelajari dia agar cepat menangkap? Sekarang kelas 5 SD. Syukron, Jazakillah Khoir atas jawaban ibu.
Bu Ning – Bekasi
HP.+628131616****
Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh
Ibu Ning yang dirahmati Allah, segala puji hanya untuk Allah atas karuniaNya berupa anak-anak kita yang hebat dan unik.
Secara sederhana, para ahli Barat membagi cara belajar manusia dalam 3 (tiga) model, yakni Visual, Auditory, dan Kinaesthetic. Model Belajar Visual dimiliki oleh mereka yang suka memvisualisasikan informasi di dalam benaknya dalam rangka mengingat atau memahami informasi tersebut.
Misalnya dalam memahami petunjuk jalan, kelompok ini membutuhkan bantuan peta atau membayangkan peta yang pernah dilihatnya di benaknya. Model belajar kedua, yakni Auditori, dimiliki oleh mereka yang menyukai penjelasan secara lisan atau belajar dengan bantuan musik/suara untuk mengaktifkan sensorinya.
Model belajar ketiga, yakni Kinestetik dimiliki oleh mereka yang membutuhkan aktivitas tangan (kegiatan lapangan) untuk memahami suatu informasi. Dalam contoh memahami petunjuk jalan, kelompok ini butuh untuk benar-benar melintasi jalan tersebut agar bisa mengingatnya dengan baik.
Walaupun model pembelajaran anak-anak kinestetik cenderung lebih rumit dan menguras waktu, tetapi jika dilatih dengan baik, berpotensi untuk menjadi penemu.
Persoalan yang ibu rasakan barangkali disebabkan adanya tuntutan kurikulum nasional yang lebih banyak menekankan kepada penghafalan informasi sebanyak-banyaknya. Dengan target yang demikian padat, para guru tidak memiliki ruang (waktu) untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih mengakomodir kebutuhan anak-anak kinestetik.
Padahal, para pembelajar kinestetik harus dilibatkan ke dalam banyak aktivitas. Oleh karena itu, jika memungkinkan sebaiknya ibu bicarakan kepada pihak sekolah akan kebutuhan putra ibu.
Jika sekolah tidak bisa memberikan jalan keluar, karena satu atau lain hal, ibu bisa memberikan pelajaran tambahan kepada putra ibu, tetapi yang berupa aktivitas-aktivitas fisik.
Saya akan memberikan beberapa contoh kegiatan. Silahkan ibu kembangkan dan perkaya dengan kegiatan-kegitan lainnya.
Belajar Matematika
Salah satu konsep matematika yang sulit dipahami di tingkat SD adalah KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil). Ibu bisa memberikan contoh kasus yang kira-kira menarik baginya, seperti permainan kecil berikut ini:
“Kamu akan meloncat pada setiap kelipatan 6, sedangkan ibu akan meloncat pada setiap kelipatan 8. tahukah kamu, pada hitungan ke berapa kita akan meloncat bersamaan? Yuk, kita praktikkan.”
Ada anak yang bisa merumuskan sendiri konsep KPK dalam satu percobaan, tetapi ada yang tidak. Jika putra ibu termasuk yang kedua, maka ibu harus memberikan beberapa contoh kasus lain dan menyediakan peralatan yang bisa membantunya memahami kasus yang diajukan.
Jika dia mengalami kesulitan dalam merumuskan konsep ini, katakan padanya bahwa keterangan dalam buku teks mungkin bisa membantunya. Kita berharap, dia menjadi termotivasi untuk membaca buku teks.
Belajar Sains
Idealnya, mata pelajaran sains diajarkan dengan banyak percobaan. Dengan begitu, bagi anak kinestetis seperti putra ibu akan cocok sekali. Saat ini sudah banyak tersedia buku-buku tentang percobaan sains sederhana yang bisa ibu lakukan bersama putra ibu.
Misalnya, ketika belajar mengenai korelasi berat beban dan panjang tangan, maka ajaknya putra ibu untuk membuat timbangan dari tongkat kayu dengan beberapa titik beban.
Ujilah dengan menggunakan berat beban yang berbeda pada beberapa titik beban. Minta dia untuk menemukan korelasi antara berat beban dan panjang tangan (panjang dari titik tumpu ke titik beban).
Bersamaan dengan aktivitas percobaan-percobaan tersebut, ibu ajak putra ibu untuk mencocokkan hasilnya dengan teori yang ada. Apabila ada perbedaan, ibu bisa memintanya untuk menanyakan hal ini kepada orang yang lebih ahli (misal guru sains) atau membaca lebih banyak buku tentang topik yang dipelajari.
Keinginan untuk menemukan jawaban ini Insya Allah bisa memotivasinya untuk mau membaca.
Belajar Bahasa Inggris
Ibu bisa membuat permainan menggunakan kartu kata (semacam kuartet) lalu ajaklah seluruh keluarga untuk memainkannya. Lebih bagus lagi, jika putra ibulah yang membuat kartu-kartu tersebut.
Gunakan kata-kata yang wajib dikuasainya, yakni yang ada dibuku pelajaran Bahasa Inggrisnya.
Demikian ibu, sedikit masukan yang bisa saya berikan dalam tempat yang sangat terbatas ini.
Semoga bermanfaat.
Erma Pawitasari
Pakar Pendidikan
Suara Islam Edisi 95 Tanggal 6 - 20 Agustus 2010 M / 25 Sya’ban 10 Ramadhan 1431 H, Hal 19
View Index Konsultasi Dunia Pendidikan
No comments