Breaking News

Pesan Allah Lewat Palestina

Pesan Allah Lewat Palestina
Senin, 29 Oktober 2012/13 Zulhijjah 1433 H


...ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاء اللَّهُ لَانتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِن لِّيَبْلُوَ بَعْضَكُم بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَن يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ

   “… Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka”. (QS. Muhammad (47): 4)

     Beberapa pekan terakhir, Umat Islam melakukan berbagai aktivitas menggalang solidaritas untuk Palestina. Demonstrasi besar-besaran terjadi di mana-mana. Sebagian menyerukan boikot produk Yahudi, yang lain menggalang sukarelawan jihad.

     Berbagai seruan, tuntutan, dan pernyataan sikap telah disampaikan melalui berbagai media. Tujuannya satu, membela saudaranya di Palestina yang teraniaya.

      Namun, disisi lain, ada sebagian umat Islam yang bersuara lain. Mereka mempertanyakan efektivitas berbagai upaya tersebut. Boikot produk Yahudi – Israel dinilai tidak realistis. Demonstrasi mengutuk Yahudi – Israel menurut mereka juga tidak ada gunanya.

      Kiriman bantuan dari Umat Islam bisa jadi tidak sampai ke tangan rakyat Palestina di Gaza. Bahkan bisa saja jatuh ke tangan Israel. Gaza adalah penjara kota yang dikepung Israel dari darat, laut dan udara.

      Dikelilingi oleh tembok-tembok tinggi yang sangat kokoh,  hampir tidak ada akses menuju ke sana.

     Yang lebih tidak masuk akal lagi, kata mereka adalah pendaftaran sukarelawan jihad. Puluhan sukarelawan mengadakan persiapan dengan melakukan latihan silat dan baris berbaris. Ini menggelikan, katanya. Perang modern kok mau dihadapi dengan jurus silat.

Pelajaran dari Allah SWT

     Berbagai komentar miring tersebut menunjukkan bahwa sebagian umat Islam masih belum bisa membaca pesan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) dengan baik. Mereka tertutup mata dan hatinya karena terlalu dominannya pertimbangan rasio dan mengesampingkan peran Allah SWT terhadap setiap peristiwa yang sedang terjadi di dunia ini.

     Melalui peristiwa yang sedang terjadi di Palestina, sesungguhnya ada pelajaran besar yang sedang ditunjukkan Allah SWT kepada umat Islam.

      Ayat yang dikutip di atas mempertegas pelajaran itu kepada kita. Pertama, bahwa semua yang ada di dunia ini berada dalam genggaman kekuasaan Allah SWT. Terlalu mudah bagi Allah SWT untuk menghancurkan Yahudi – Israel.

       Allah SWT tidak butuh bantuan kita untuk melakukan itu. Di sisi lain, kita menyadari betapa sesungguhnya kita sangat lemah di hadapan musuh-musuh Allah SWT.

     Mestinya, hal itu mendorong umat Islam untuk lebih dekat kepada Allah SWT Yang Maha Perkasa. Yahudi – Israel mungkin terlalu kuat bagi kita, tetapi yakinlah bahwa mereka teramat lemah di hadapan Allah SWT, penguasa sesungguhnya jagad raya ini.

     Kalau kita hanya mengandalkan kekuatan yang kita miliki, maka  hampir mustahil kita bisa mengalahkan Yahudi – Israel. Bahkan semua upaya yang dilakukan Umat Islam saat ini nyaris sia-sia.

     Tetapi dengan bantuan Allah SWT, tidak ada musuh yang tidak bisa dikalahkan. Enam puluh tahun lebih Yahudi – Israel mengerahkan segala kekuatan untuk memerangi rakyat Palestina, tetapi sampai hari ini mereka tidak mampu menaklukkannya.

     Allah SWT sedang memberi pelajaran tentang keimanan kepada kita. Bahwa Dia ada dan berkuasa atas segala sesuatu. Yang ditunggu adalah sikap kita, keimanan kita. Allah SWT mengisahkan sejarah para Nabi terdahulu untuk menjadi pelajaran bagi kita.

      Kalau sekedar hanya ingin menyelamatkan Musa Alaihissalam (AS) dari kejaran Fir’aun, tidak perlu Allah SWT memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya. Langsung ditolong saja, kok repot-repot.

      Tetapi Allah SWT sedang menguji Musa, yakinkah dia dengan perintah Allah SWT itu. Kalau mengandalkan pikiran semata, mungkin Musa AS akan berkata: “Masa untuk menghadapi balatentara Firaun saya hanya dipersenjatai sebatang tongkat kayu”.

     Tetapi begitulah yang terjadi, bukan tongkat itu yang bisa mengalahkan Firaun, tetapi semata-mata bantuan Allah SWT. Dan Musa benar-benar meyakini hal itu.

      Dalam perang Badar, kaum Muslimin yang berjumlah 300-an orang harus berhadapan dengan orang-orang kafir Quraisy yang berkekuatan 1000 tentara bersenjata lengkap. Saat itu, kaum Muslimin benar-benar menunggu bantuan Allah SWT. Mataa nashrullah? Kapan datangnya pertolongan Allah?

      Dan Allah SWT benar-benar membuktikan janjiNya ketika kaum Muslimin benar-benar yakin dengan bantuanNya.

      Kedua, Allah SWT sedang menunjukkan musuh-musuh kita dan memerintahkan kepada kita untuk berjihad memeranginya. Dengan jihad itu Allah SWT ingin menguji keimanan kita.

      Allah SWT ingin menguji untuk siapa sesungguhnya hidup dan mati kita ini. Allah SWT ingin melihat bukti keimanan kita. Allah SWT ingin melihat memisahkan antara orang-orang yang benar-benar beriman dari orang-orang kafir.

إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ وَتِلْكَ الأيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاء وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
     “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'[231]. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”,(QS. Ali Imran (3): 140)

[231] Syuhada' di sini ialah orang-orang Islam yang gugur di dalam peperangan untuk menegakkan agama Allah. Sebagian ahli tafsir ada yang mengartikannya dengan "menjadi saksi atas manusia" sebagai tersebut dalam ayat 143 surat Al Baqarah.

       Ketiga, Allah SWT sedang memberi pelajaran tentang Ukhuwah Islamiyah untuk membangun solidaritas dunia Islam. Kita adalah umat yang satu, seperti satu tubuh, kalau yang satu sakit, yang lain akan merasakannya.

     Allah SWT mengetuk hati kita lewat peristiwa ini, bahwa banyak saudara kita di belahan bumi yang lain yang membutuhkan kepedulian kita. Tidak boleh Umat Islam membiarkan seorang pun saudaranya dihinakan tanpa ada pembelaan dari saudara Muslim lainnya.

      “Seorang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak boleh menganiayanya kepada musuh, tidak boleh mengecewakannya, dan tidak boleh menghinanya. Cukuplah kejahatan seseorang itu apabila ia menghinakan saudaranya yang Muslim. Setiap Muslim bagi Muslim lainnya haram darah, harta dan kehormatannya”.(Riwayat Muslim).

       Seluruh Umat Islam yang hidup saat ini akan dimintai tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT tentang persoalan rakyat Palestina. Setiap kita akan ditanya apa yang kita lakukan ketika saudara-saudara kita dibantai oleh musuh-musuh Allah SWT. Kita semua nanti akan dikumpulkan Allah SWT pada Yaumul Hasyr.

      Kita akan bertemu Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Kita akan bertemu para syuhada dan orang-orang shaleh sepanjang masa. Kita akan bertemu dengan saudara-saudara kita dari Palestina, Mujahidin Afghanistan, pejuang-pejuang Islam di Chechnya, Moro, Irak, dan seluruh belahan dunia.

      Kita dan anak-anak Palestina, pelempar batu yang sangat ditakuti Israel. Kita akan bertemu dengan ibu-ibu Palestina yang tidak henti-hentinya melahirkan para Mujahid. Rasulullah SAW pada hari itu akan sangat bangga dengan umatnya. Bagaimana dengan kita pada hari itu?

      Tentu kita ingin ikut bersama rombongan Rasulullah SAW. Tetapi mungkin kita akan malu, karena mereka kurang mengenali kita sebagai Umat Muhammad SAW karena kurang jelasnya tanda-tanda keislaman kita.

Penutup

      Sekali lagi, ini adalah pelajaran besar. Berapa banyak Ustadz, Muballigh, Ulama yang harus dikerahkan untuk menjelaskan semua pelajaran itu. Berapa banyak harus dikerahkan untuk menjelaskan masalah iman, jihad, ukhuwwah dan pelajaran-pelajaran lain kepada Umat Islam.

      Tetapi cukup dengan peristiwa di Palestina itu, akan menjadikan Umat Islam sadar. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang pandai mengambil pelajaran.

*Shohibul Anwar, aktivis Hidayatullah.

Suara Hidayatullah | Februari 2009 / Shafar 1430, Hal 90 - 91

No comments