TPA – Pendidikan Anak 0-3 Tahun
Selasa, 27 April 2010 / 13 Jumadil Awwal 1431


Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Saya membaca tulisan Bu Erma di Tabloid Suara Islam dan tertarik dengan informasi tentang perbedaan sistem pendidikan di Amerika dengan di Indonesia.

Saya ingin Bu Erma berbagi informasi tentang sistem yang baik untuk sebuah Tempat Penitipan Anak (TPA). Saya dan teman-teman baru membuka TPA Islam “LEBAH KECIL”, bisa dikatakan satu-satunya di TPA di NTB yang bernuansa Islami.

Alhamdulillah siswa kami ada 10 anak. Memang bisa saja kita mengkonsep sesuatu itu seperti keinginan kita tapi alangkah baiknya jika bisa mengambil ilmu yang bermanfaat walaupun itu dari Barat.

Saya ucapkan terima kasih sebelumnya dan do’akan kami agar tetap istiqomah untuk memberikan kemaslahatan bagi ummat.

Wassalam

Rahmah dkk

Mataram, NTB.

-----------------------------------------------------------------
Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Semoga usaha Ibu Rahmah dkk mendapatkan keridhoan dan kemudahan dari Allah SWT. Aamiin.

Di Amerika, Tempat Penitipan Anak (TPA) adalah tempat pendidikan anak-anak usia 0-3 tahun. Setelah itu, anak akan masuk Preschool (3 tahun), Pre K (4 tahun), dan Kindergarten (5 tahun).

Saya harap, pemahaman kita akan TPA sama, yakni untuk anak-anak di bawah usia 3 tahun.

Mengelola TPA tidak jauh berbeda dengan mengelola lembaga pendidikan lainnya, sehingga pengelola harus memahami filosofi pendidikan, di tambah dengan ilmu pendidikan (aplikatif).

Ilmu dari Barat bisa di ambil dalam ruang lingkup aplikasi selama tidak melanggar tuntunan Islam. Namun, karena peradaban Barat dan Islam dibangun di atas pondasi yang sangat berbeda, filosofi pendidikan Barat Tidak bisa kita gunakan.

A. Filosofi Pendidikan Anak Usia Dini

Filosofi Islam mengajarkan bahwa kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. Dunia ini hanyalah jalan untuk mengumpulkan bekal di akhirat. Allah SWT Berfirman daalam QS. Al Ankabut 64:


وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al 'Ankabuut (29): 64)

Untuk pendidikan usia dini, hendaknya kita perhatikan sabda Nabi SAW:

“Tidaklah anak manusia dilahirkan melainkan di atas fitrahnya, kemudian orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dari keduanya terpancar:

a. Target pengasuhan anak adalah memberikan lingkungan Islami sebagai peletak dasar pendidikan.

b. Tujuan pengasuhan anak adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT. Dengan tujuan ini, guru wajib ikhlas membaktikan diri secara maksimal dalam pekerjaan mulia ini.

B. Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini (0-3 tahun).

Penelitian di Barat menyatakan bahwa anak-anak yang mendapatkan intervensi (pendidikan) sejak usia dini ternyata memiliki peluang lebih besar untuk sukses secara akademis.

Pertanyaannya, intervensi seperti apakah yang tepat untuk anak-anak usia dini tersebut? Berikut ini saya ringkaskan aspek-aspek terpenting dalam pendidikan anak usia 0-3 tahun:

1. Mengajarkan Akhlaq

Ada dua kata yang disebut pendidik Barat sebagai The Magic Words, yakni Please dan Thank you. Ketika seorang anak merebut mainan temannya, kita ingatkan untuk meminjam baik-baik (konsep please).

Ketika temannya berbagi mainan, kita ajarkan untuk berterima kasih (konsep thank you). Kita bisa menambahkan dengan konsep alhamdulillah, Masya Allah, Subhanallah dan Allahu Akbar.

Tak cukup diajarkan akhlaqul karimah wajib dicontohkan. Misalnya menahan emosi diajarkan melalui contoh perilaku guru yang tidak marah-marah. Educator Muslim ternama: Ibnu Sina, dalam bukunya al Qanun fii at Tibb (Prinsip-prinsip Kedokteran) bahkan menyatakan bahwa akhlaq pengasuh mempengaruhi akhlaq dan kesehatan anak-anak yang diasuhnya.

2. Mengajarkan hafalan dan percakapan yang baik.

Pada usia dini, anak-anak belum bisa berpikir dengan baik. Otak mereka bekerja secara optimal untuk menghafal dan menirukan ucapan, terutama kata-kata yang beritma dan berulang. Pada fase inilah anak-anak belajar berbicara.

Telinga mereka sangat tajam dan akan terbentuk mengikuti bahasa yang didengarya. Lidah mereka sangat lentur dan akan meniru kata-kata yang di dengarnya. Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk mengajarkan bahasa yang santun dan memutarkan ayat-ayat Al Qur’an secara berulang-ulang sebagai latar belakang aktivitas sehari-hari di TPA.

3. Membiasakan membaca tapi jangan dulu mengajarkan cara membaca.

Sejak dini, anak-anak harus ditumbuhkan budaya baca, tetapi jangan dulu mengajarkan cara membaca. Untuk itu, buku yang terbaik adalah buku-buku bergambar tanpa tulisan.

Dengan begitu, ibu guru bisa mengembangkan cerita sesuai dengan tingkat antusiame anak-anak. Buku lainnya adalah kamus bergambar, tetapi fokuskan kepada pengenalan nama benda dari gambar, bukan tulisannya.

4. Membangun rasa percaya diri

Anak yang hidup di lingkungan yang saling menyalahkan akan tumbuh menjadi pribadi yang minder dan penakut. Akibatnya, kreativitas dan kemandiriannya kurang berkembang.

Rasa percaya diri juga akan tumbuh dalam lingkungan yang aman. Oleh karena itu, kita wajib memberikan lingkungan yang aman dan supportif.

Demikianlah empat aspek terpenting dalam pendidikan anak usia 0-3 tahun

Semoga bermanfaat

Suara Islam Edisi 86 Tanggal 19 Maret – 2 April 2010 M / 3 – 17 Rabi’ul Akhir 1431 H, Hal 19


View Index Konsultasi Dunia Pendidikan