Menangkal Tuduhan Miring
Rabu, 22 Desember 2010 / 16 Muharram 1432


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

     Ibu Pengasuh yang saya hormati, saya siswa salah satu SMK di Bandung yang memiliki beberapa masalah di sekolah saya sendiri. Begini, beberapa waktu lalu saya dan teman-teman yang sudah ikut suatu pengajian, punya keinginan untuk membuat kelompok kajian Islam khusus akhwat di sekolah.

   Setelah konsultasi dengan salah satu guru agama di sekolah, beliau selanjutnya menyampaikan hal tersebut kepada kepala sekolah. Tidak diduga kepala sekolah mendukung kegiatan kami yang dilakukan di luar jam sekolah.

    Namun setelah kegiatan tersebut berjalan, muncullah persepsi-persepsi negatif dari beberapa kalangan guru bahkan ada salah satu guru agama saya sendiri, salah satu alasannya karena pemateri/Pembina yang kami undang berasal dari luar sekolah.

    Sebelumnya kami sudah meminta kepada beberapa guru agama dari sekolah kami sendiri, hanya saja mereka belum ada waktu untuk mengisi (guru agama kami yang akhwat ada tiga orang).

    Kami meminta saran ibu atas persoalan ini. Apa yang sebaiknya kami lakukan agar kajian keislaman khusus akhwat ini dapat berjalan dengan baik. Atas sarannya, saya ucapkan terima kasih . Jazaakillah khairan katsira.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Rita-Bandung


Wa’alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Rita yang baik,

   Subhanallah…senang sekali saya mendengar apa yang Anda dan teman-teman lakukan di sekolah. Keinginan dan semangat Anda untuk mempelajari Islam luar biasa. Apalagi sampai Anda berinisiatif untuk membentuk forum kajian Islam khusus akhwat.

    Tidak banyak lho Muslimah yang punya minat seperti Anda dan teman-teman, di tengah kehidupan sekuler seperti sekarang ini. Kebanyakan remaja seusia Anda lebih menyukai aktivitas hura-hura yang hanya memuaskan kebutuhan jasmani semata.

    Atau kalau mereka memilih kegiatan ekstra selain belajar, maka lebih banyak memilih kegiatan yang hanya sekedar untuk menyalurkan bakat dan minat. Dengan kepedulian semacam ini, Insya Allah Islam akan kembali dapat ditegakkan. Remaja punya peranan yang besar dalam usaha untuk mengembalikan kejayaan Islam.

Rita yang baik,

     Untuk melakukan aktivitas yang baik hampir selalu saja ada tantangannya. Tantangan bisa datang dari mana saja. Disinilah diperlukan kerja sama yang baik dengan teman-teman dan pihak sekolah.

    Selain itu Anda dan teman-teman juga harus bersabar, tidak boleh putus asa. Apalagi sudah mendapat dukungan penuh dari kepala sekolah. Jadikan ini sebagai dorongan untuk menjaga agar aktivitas yang Anda dan teman-teman lakukan bisa terus berjalan.

    Satu hal yang harus selalu Anda ingat, bahwa tantangan yang Anda hadapi saat ini belum seberapa jika dibandingkan dengan tantangan yang dihadapi Rasulullah SAW dan para sahabat ketika memperjuangkan Islam di masa lalu.

    Allah SWT juga menjanjikan pahala dan pertolongan untuk orang-orang yang terus istiqamah menegakkan kebenaran.



كَثِيرًا وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ


“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya”. (QS. Al Hajj (22) : 40)

Rita yang baik,

    Untuk mengubah persepsi-persepsi negatif yang muncul pada guru-guru Anda, cobalah berikan penjelasan dengan baik pada mereka tentang manfaat dan kewajiban mengkaji Islam lebih mendalam. Sebagian besar dari kaum Muslimin saat ini, termasuk mungkin guru-guru Anda masih belum memahami pentingnya mempelajari Islam.

    Bahkan ada sebagian yang bersikap negatif terhadap orang-orang yang mencoba mennjalankan Islam secara kaffah. Mereka menganggap itu terlalu ekstrim, fundamental dan sebagainya.

     Islam hanya diapahami sebatas ibadah ritual seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Kalau aktivitas ibadah semacam itu sudah dijalankan dianggap cukup dan merasa sudah menjadi Muslim yang baik.

    Padahal seperti yang Anda tahu, Islam adalah sebuah ideologi yang mengatur segala persoalan yang dihadapi manusia. Tidak ada persoalan kehidupan ini yang tidak diatur dalam Islam.

     Islam solusi problematika kehidupan. Ketidakpahaman yang demikian ini menyebabkan kaum Muslimin beranggapan bahwa mempelajari Islam bukan suatu yang penting, apalagi menjadikannya sebagai kebutuhan.

Rita yang baik,

     Selain itu, cobalah sampaikan dengan rinci hasil kajian dalam bentuk lisan maupun tulisan. Ajaklah mereka berdiskusi, dalam suasana yang tidak formal. Berikan kesan yang tidak ekslusif pada guru Anda, dan yang juga tidak kalah penting kenalkan pemateri-pemateri dari luar itu kepada mereka.

     Sangat mungkin kecurigaan itu muncul karena selama ini guru-guru Anda tidak mengenal dengan baik siapa pemateri dari luar tersebut. Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.

     Dan jangan lupa, Anda punya kepala sekolah yang sudah memberikan dukungan penuh pada kegiatan yang Anda dan teman-teman lakukan. Mintalah pada beliau untuk membantu menjelaskan kepada para guru tentang manfaat kegiatan seperti itu.

    Sebagai kepala sekolah, semestinya beliau punya wewenang untuk melakukan hal tersebut agar kegiatan yang Anda lakukan bisa dipertahankan. Selamat berjuang, semoga Allah SWT senantiasa memberi kekuatan pada Anda dan teman-teman.


Dra (Psi) Zulia Ilmawati

Media Umat | Edisi 21, 20 Syawal – 4 Dzulqaidah 1430 H/ 9 – 22 Oktober 2009, Hal 25