Breaking News

Mengokohkan Iman Kepada Sang Pencatat Amal

Mengokohkan Iman Kepada Sang Pencatat Amal
Rabu, 06 Maret 2013 / 23 Rabiul Akhir 1434


     Salah satu makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) yang tidak memiliki kemerdekaan adalah malaikat. Mengapa demikian? Sebab, malaikat hanya diberikan sebuah potensi untuk menaati seluruh perintah Allah SWT secara istiqomah. Tidak ada istilah bosan, futur, apalagi kufur.

     Berbeda dengan manusia yang diberikan kemerdekaan oleh Allah SWT untuk memilih jalan syukur atau kufur. Bahkan, karena kemerdekaan itulah manusia banyak yang memilih kufur kepadaNya.

     Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah SWT dibandingkan ibadah para malaikat. Sebab, manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri. Sedangkan malaikat, tidak.

    Sehingga salah satu manfaat diciptakannya malaikat bagi manusia, supaya manusia bisa mentaati perintah Allah SWT sebagaimana para malaikat itu taat kepada Allah SWT.

     Bagaimana agar kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah, yang kemudian menjadi langkah nyata, agar dapat taat dan istiqamah dengan ibadah dan amal saleh seperti malaikat? Berikut kiat-kiatnya.

Lingkup Pribadi


      Setiap Muslim harus membuktikan keimanannya kepada malaikat. Beriman kepada malaikat berarti meyakini dengan sesungguhnya bahwa Allah SWT Maha Pencipta, termasuk menciptakan malaikat, sebagaimana FirmanNya:

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَّثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاء إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. “. (QS. Faathir (35): 1)

      Dengan beriman kepada malaikat, Umat Islam senantiasa waspada dan berhati-hati (takwa) dalam menjalankan tugas sebagai hamba dan khalifah di muka bumi. Mereka merasa yakin ada makhluk yang mengawasinya setiap saat. Apalagi semua perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

      Iman kepada malaikat mempunyai pengaruh positif dan manfaat yang besar bagi kehidupan seseorang Muslim.

Lingkup Keluarga dan Masyarakat

     Peradaban Islam adalah peradaban keluarga dan masyarakat yang taat terhadap aturan (syariat) yang  dibuat oleh Sang Pencipta. Inilah peradaban terbaik bagi kehidupan manusia.

      Untuk itulah malaikat diciptakan sebagai makhluk yang taat, agar manusia dapat mengambil teladan darinya. Apalagi manusia juga dibekali potensi untuk taat seperti malaikat, bahkan bisa lebih baik dari ketaatan yang dilakukan oleh para malaikat tersebut.

       Salah satu kelebihan malaikat yaitu tidak enggan dan bosan menyembahNya. Firman Allah SWT:

إِنَّ الَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ

    “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud [592].” (QS. Al A'raf (7): 206)

[592] Ini salah satu ayat sajdah yang disunatkan kita bersujud setelah membacanya atau mendengarnya, baik di dalam sembahyang maupun di luar sembahyang. Sujud ini dinamakan sujud "Tilawah".

Lingkup Peradaban Umat

     Sejarah telah mencatat bahwa peradaban berawal dari Nabi Adam AS. Dari situ kemudian lahir dua tipe manusia, yaitu Habil dan saudaranya Qabil. Kepribadian keduanya bertolak belakang.

     Qabil mempunyai perilaku yang sangat buruk, bahkan bisa dikatakan simbol perilaku iblis laknatullah alaihi. Sementara Habil mempunyai akhlak yang baik, taat, dan dermawan, bahkan bisa menjadi simbol perilaku malaikat.

    Dua tipe manusia ini ada hingga sekarang. Tipe pertama penghancur peradaban, sedang tipe kedua pembangun peradaban.

    Jadi, peradaban Islam yang mulia hanya bisa terbangun dari pribadi-pribadi yang taat kepada Allah SWT, sebagaimana taatnya para malaikat. Pribadi-pribadi seperti ini bahkan akan mengundang doa – doa malaikat, sebagaimana diceritakan dalam al Qur’an Surah al Mukmin [40] ayat 7 – 9, yaitu;

    “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Selanjutnya masih dibutuhkan beberapa tahapan untuk mewujudkan peradaban yang dilandasi oleh keyakinan terhadap malaikat, diantaranya adalah:

     1. Mengetahui dan mengenal dengan baik para malaikat dan tugas-tugasnya, terutama malaikat yang berinteraksi secara langsung dengan manusia, baik sewaktu hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

     Beberapa malaikat yang bisa diketahui namanya oleh umat Islam berdasarkan dalil dan keterangan yang shahih dari Al Qur’an dan As Sunnah adalah: Jibril, Mikail, Israfil, Mungkar, Nakir, Ridwan, Harut, Marut, dan Zabaniyah.

     Adapun beberapa nama yang sudah terlanjur populer di kalangan kaum Muslim seperti Izrail, Raqib, dan Atid, tidak didasarkan dalil dan keterangan yang shahih.

    2. Senantiasa berdoa dan meminta bantuan kepada Allah SWT agar berkenan menolong melalui malaikatNya. Terlebih bagi pemimpin umat, sudah seharusnya memperbanyak doa dan meminta bantuan kepada Allah SWT.

     Inilah yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW saat Perang Badar. Beliau berdoa kepada Allah SWT, diantaranya; “Ya Allah tunaikanlah janji-Mu kepadaku. Ya Allah bantuan-Mu yang telah engkau janjikan”.

     Allah SWT Berfirman, sebagaiamana disebutkan dalam surat Al Anfal [8] ayat 9, “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”.

      3. Mencintai dan memelihara ibadah dan amal saleh serta berakhlak yang baik (akhlaqul karimah). Ini bukti atas kesadaran bahwa setiap langkah dan perbuatan senantiasa diawasi dan dicatat secara langsung oleh para malaikat.

      Beriman kepada para malaikat dapat meningkatkan pengetahuan kepada yang ghaib, serta terhindar dari perbuatan syirik, khurafat, takhayul, dan bid’ah.

      Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghalang akan keyakinan kepada malaikat adalah sebagai berikut:

Mengikuti watak dasar manusia yang sombong, sebagaimana firman Allah SWT:

كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَ

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (6)

أَن رَّآهُ اسْتَغْنَى

Karena dia melihat dirinya serba cukup.  (QS. Al 'Alaq (96): 6 – 7)

     Menjadikan kehidupan dunia adalah segala-galanya, karena beranggapan bahwa hidup ini hanya satu kali di dunia saja. Allah SWT berfirman tentang hal ini dalam Al Qur’an surah an Naziaat [79] ayat 38 – 39.

     Mengikuti hawa nafsu yang suka lupa diri dan berpaling serta berkeluh kesah, sebagimana firman Allah SWT:

وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى الإِنسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَى بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَؤُوسً

     “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”(QS. Al Israa' (17): 83)

     Mengingkari akan adanya pertemuan dengan Allah SWT di akhirat menjelaskan hal ini dalam Al Qur’an surah al Kahfi [18] ayat 105. Wallahu a’lam bish Shawab.

Suara Hidayatullah Edisi 02 | XXV | Juli 2012, hal 16 – 17

Link Terkait:

Ingat, Malaikat Mengawasi Kita

No comments