Breaking News

Dahsyatnya Doa Orang yang Berpuasa

Dahsyatnya Doa Orang yang Berpuasa
Selasa, 23 Juli 2013 / 15 Ramadhan 1434 H


Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata; Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam (SAW) bersabda: “Ada tiga golongan yang tidak ditolak doanya, orang berpuasa sampai berbuka, pemimpin yang adil dan orang yang dizalimi.” (Riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah disahihkan Albani dan Syuaib al-Arnauth)

Muqadimmah

  Bertemu bulan Ramadhan adalah karunia yang tak ternilai. Sayangnya, kenikmatan yang begitu berharga ini tidak diberikan kepada semua orang. Banyak orang mengidamkan bisa bersua dengan Ramadhan, tapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) tak memberikannya.

  Allah SWT mewafatkannya sebelum Ramadhan tiba. Ada juga yang diuji oleh Allah SWT dengan penyakit sehingga tak sanggup menjalankan ibadah di bulan yang mulia ini.

  Bersyukur, hal inilah yang mesti dilakukan setiap orang yang dipertemukan dengan Ramadhan dalam keadaan sehat. Mensyukuri nikmat Ramadhan tentu tidak cukup hanya dengan gembira dan suka cita.

  Ramadhan menuntut kita untuk memanfaatkannya. Ketika Ramadhan bisa dimaksimalkan, maka itulah hakikat syukur kita pada kenikmatan ini.

  Satu hal yang membuat kita miris, Ramadhan yang sangat spesial ini kerap menerima perlakuan yang tidak sebagaimana mestinya. Sadar atau tidak, kadang waktu penuh makna ini terlewatkan tanpa diisi dengan ibadah.

  Bahkan tak jarang bulan Ramadhan ini menjadi ajang mempererat hubungan dengan televisi melalui sinetron dan acara-acara lain yang sebenarnya menodai bulan Ramadhan.

  Fenomena ini tentu saja sangat ironis. Sebab, Allah SWT menghadirkan Ramadhan untuk diisi dengan ketaatan. Ramadhan bukan sekadar puasa dari makan dan minum. Dalam Ramadhan banyak ibadah yang mesti kita hadirkan. Salah satunya adalah banyak berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.

Makna Hadits

  Sejenak mari kita menoleh ke belakang. Mengingat dan merenungi perjalanan hidup kita sebelas bulan yang telah lewat. Jika kita jujur, maka kesimpulannya relatif akan sama. Banyak dosa yang telah kita perbuat. Tapi istighfar dan tobat yang kita lakukan bisa dihitung dengan jari.

  Di bulan ini kita berkesempatan menambal dan menutupi kelalaian itu. Dosa yang kita lakukan bisa kita lebur di bulan ini. Tapi tentunya tidak dengan santai atau tidur-tiduran. Tidak juga dengan memelototi televisi, dan meramaikan majelis-majelis maksiat atau majelis yang tidak bermanfaat. Yang harus kita lakukan adalah banyak berdoa kepada Allah SWT. Berzikir dan mendekatkan diri kepadanya.

  Perintah banyak berdoa di bulan Ramadhan juga sebenarnya sudah disebutkan secara tersirat dalam al Qur’an. Ketika Allah SWT menyebutkan ayat-ayat tentang puasa, di tengah-tengahnya diselipkan ayat tentang doa.

  Syaikh Khalid al Mushlih berkata, di dalam ayat ini terdapat isyarat bahwa doa orang yang berpuasa itu (sangat) layak diharap untuk dikabulkan doanya.

  Kenapa secara khusus Allah SWT memerintahkan berdoa di sela-sela ayat puasa? Sebab berdasarkan Hadits di atas, doa orang yang berpuasa itu tidak akan ditolak. Allah SWT akan mengabulkan dengan tiga cara.

  Dari Abu Said, Rasulullah SAW Bersabda; “Tidaklah seorang Muslim berdoa kecuali Allah akan memberikan salah satu di antara tiga perkara ini: bisa dengan disegerakan mewujudkan permintaannya. Atau bisa juga ditabungkan di akhirat atau Allah memalingkan dia dari musibah yang sepadan dengan doa yang ia minta.” (Riwayat Ahmad)

  Ada beberapa alasan kenapa doa orang sedang berpuasa mustajab. Salah satunya, karena orang yang berpuasa sedang menjalankan kewajibannya. Allah SWT sangat suka dan mencintai didekati hambaNya melalui ibadah-ibadah yang wajib. Ibnu Mas’ud berkata; “Bawalah kebutuhan-kebutuhanmu dalam ibadah wajib.” (Riwayat Abdurrazzaq dalam al Musannaf)

Penuhi Syarat dan Ketentuannya

  Hadits di atas semakin menguatkan betapa berharganya Ramadhan itu. Saat kita butuh ampunan dan kasih sayang Allah SWT, Allah SWT membuka dan memastikan setiap permohonan akan diterima. Tentunya do’a ini akan dikabulkan jika memenuhi syarat dan ketentuannya.

  Syaikh Assyinqiti menyebutkan; “Allah SWT jelaskan pula di ayat yang lain bahwa Allah SWT mengabulkannya bagi mereka yang di kehendaki. Dalam al-Qur’an Allah SWT Berfirman: “ (Tidak) hanya kepadaNya kamu minta tolong (berdo’a), jika Dia menghendaki Dia hilangkan apa (bahaya) yang kamu mohonkan kepada-Nya”.(QS. Al An’am [6] : 41)

  Siapakah yang dikehendaki untuk dikabulkan doanya? Mereka adalah orang yang memenuhi syarat-syarat terkabulnya doa. Di antara syaratnya dalah yakin, sungguh-sungguh dan tidak terburu-buru.

  Dalam Hadits disebutkan; “Doa seorang hamba akan tetap dikabulkan selama tidak berdoa untuk hal yang dilarang (berdosa) atau untuk memutus tali silaturahim dan selama tidak terburu-buru.”

  Dikatakan; “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud terburu-buru (dalam doa)?” Beliau SAW menjawab:”Yaitu perkataan, “Aku telah berdoa tetapi aku tidak melihat akan dikabulkan.” Maka dia akan merasa letih kemudian akan meninggalkan doa.” (Riwayat Muslim).

Jangan Bosan Berdoa

  Kita sering mendengar bahwa di bulan Ramadhan setan dibelenggu. Betul, tapi yang dibelenggu adalah setan dari kalangan jin. Adapun setan berwujud manusia tetap bebas berkeliaran di bulan Ramadhan. Bahkan kerja mereka di bulan ini jauh lebih dari biasanya.

  Setan apa pun bentuknya tetap tidak berubah statusnya. Ia adalah musuh kita yang nyata. Maka kita pun memperlakukannya sebagai musuh. Dalam konteks Ramadhan, misi setan adalah agar kita lalai dan tidak maksimal beribadah.

  Bagaimana melawan mereka? Caranya adalah dengan berusaha dan berdoa. Agar kita maksimal dalam beribadah maka kita harus memintanya kepada Allah SWT. Syaikh Al Utsaimin berkata dalam tafsirnya;

  “(Hanya kepada Engkau kami beribadah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan)” dan tidak mungkin seseorang bisa menegakkan ibadah kecuali dengan pertolongan dari Allah”.

  Itulah salah satu hikmahnya kenapa Allah menggandengkan ibadah dan isti’anah (memohon pertolongan). Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Kita semua tentu ingin Ramadhan ini bisa kita penuhi dengan ibadah. Namun, mengandalkan diri sendiri tanpa keterlibatan Allah SWT tidaklah mungkin. Kita selalu butuh pertolongan Allah SWT dalam segala hal.

  Meminta kepada Allah SWT bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan kita. Doa adalah ibadah. Karenanya, Allah SWT senang kepada hambaNya yang banyak meminta. Berapapun yang kita minta Allah SWT akan memberikannya. Sebaliknya, Allah SWT akan murka kepada hambaNya yang malas berdoa. Bahkan, keengganan berdoa telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai tanda ketakaburan seseorang. Karena itu, kita jangan pernah bosan meminta pada Allah SWT. Waliyyadzu billahi min dzalik!

Ahmad Rifai

Pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan.

Suara Hidayatullah Edisi 03 | Agustus 2012 | Ramadhan 1433, Hal 90 – 91

No comments