Belajar dari Sulaiman Abdul Aziz Al Rajhi
Belajar dari Sulaiman Abdul Aziz Al Rajhi
Bismillah..
Ada yang masih bercita-cita menjadi kaya?
Baiknya luangkan waktu untuk menyimak konglomerat lulusan SD ini, bagaimana profil Sulaiman Ar-Rajhi bisa menciptakan bank syariah terbesar di dunia dan kemudian memilih hidup miskin di usia senjanya.
Ada beberapa point penting yang bisa dipelajari dari konglomerat bernama lengkap Sulaiman Abdul Aziz Al Rajhi kelahiran Jeddah 1920 ini :
1. Majalah Forbes menyebutkan kekayaannya 7,7 milyar Dollar (lebih dari 70 trilyun rupiah) dan orang terkaya no 120 di dunia, tetapi beliau tetap tampil dengan sederhana, berpakaian jubah putih bersih yang jauh dari kesan glamour dan berlebihan.
2. Beliau memulai usaha dari Nol, kehidupan masa kecilnya sangat susah hingga pernah bekerja menjadi kuli panggul dan menjual kayu bakar di masa kanak-kanaknya. Beliau tercatat hanya berpendidikan setingkat sekolah dasar (SD).
Tetapi dengan ketekunan, hemat dan kerja keras serta tawakkalnya kepada Allah hingga akhirnya beliau dan saudaranya memiliki “Kerajaan Bisnis Raksasa” yang diakui eropa di KSA dan salah satunya adalah Bank Ar-Rajhi; Bank syariah terbesar di Dunia yang ATM nya tersebar menjamur dan cabangnya terdapat nyaris di semua distrik KSA (Kerajaan Saudi Arabia).
3. Sangat-sangat dermawan, memiliki Yayasan Amal “raksasa” yang menyalurkan donasinya ke berbagai negara –sebelum dilarang pasca 11 septmber 2002- sulit menghitung waqaf beliau dan jumlah masjid yang telah dibangunnya, serta donasinya untuk berbagai amal dakwah dan penyebaran ilmu.
4. Tidak meletakkan kekayaan di hatinya, bahkan di masa tuanya kini beliau telah membagi sekitar 6,7 trilyun hartanya kepada ahli waris dan kerabatnya serta fakir miskin hingga diibaratkan hanya memilih “pakaian yang melekat di badan” dan asset bisnis yang dikelola para professional yang hasilnya untuk amal social dakwah Islam. Lahir tanpa membawa apa-apa dan siap tidak tergantung pada harta sebelum meninggal.
5. Dari tetangga dan orang yang tinggal di lingkungannya disampaikan bahwa konglomerat kelas kakap ini selalu termasuk orang-orang yang datang paling awal ke masjid untuk sholat 5 waktu berjamaah, sehingga jika muadzin masjid telat sedikit maka sang konglomeratlah yang adzan. Bandingkan dengan konglomerat lainnya !!
6. Diantara masjid yang dibangunnya adalah Masjid Ar-Rajhi di distrik Rabwah, masjid ini terbesar ketiga setelah Masjidil Haram Mekah dan Madinah. Bisa menampung 18 ribu jamaah sholat, terdapat berbagai sarana pelayanan masyarakat seperti pusat pemandian dan pengurusan jenazah terbesar di Riyadh, Auditorium untuk seminar dan ceramah agama, perpustakaan berisi 40 ribu jenis buku (bukan judul ya..), tempat tinggal bagi para penuntut ilmu yang datang dari luar kota untuk mengikuti berbagai kajian Islam, menyediakan air zamzam sebagai minuman jamaah dengan kuota 400 galon perminggu, dsb.
Dan saat sholat jum’at di lantai dasar dikhususkan untuk sholat jum’at orang asing dimana khutbah langsung diterjemahkan ke berbagai bahasa ; termasuk bahasa isyarat untuk jamaah yang tuna rungu dan tentu saja… bahasa Indonesia..
7. Hingga menginjak usia 80-an tahun, Al Rajhi masih sangat aktif bekerja layaknya orang-orang berusia muda. Dia mulai menunaikan tugasnya sejak subuh hingga larut malam.
Semasa menjalani bisnisnya, dia tidak pernah memiliki pesawat pribadi dan selalu bepergian menggunakan kelas ekonomi.
Menurut dia, Allah tidak menyukai umatnya yang angkuh dan bersikap secara berlebihan.
Uniknya, meski dia menumpang pesawat milik maskapainya sendiri, dia tetap mengeluarkan uang untuk membeli tiket layaknya penumpang lain.
Tanpa pesawat pribadi sekalipun, lewat maskapainya dia tetap memiliki banyak pesawat komersial yang beroperasi atas namanya.
Bahkan semasa hidupnya, dia tak pernah keluar negeri dalam rangka berlibur.
Al Rajhi lebih suka menikmati perjalanan melintasi gunung dibandingkan menikmati tempat wisata di tempat lain.
8. Prestasi dan kehidupannya di hari tua
Sulaiman Al Rajhi merupakan salah satu miliarder tertua di dunia. Saat ini, dia telah berusia 93 tahun dan masih aktif mengurus lembaga amal yang didirikannya.
Setiap hari, pria lansia ini tak pernah terlihat berpangku tangan.
Dia memusatkan konsentrasinya pada yayasan amal tersebut dan bepergian ke Riyadh, Qassim, Al-Jouf, dan Al-Laith untuk sekadar mengawasi jalannya badan amal yang dipimpinnya.
Semasa bergelut di dunia bisnis, dia memiliki peranan yang luar biasa dalam membangun bank syariah terbesar di dunia.
Selain itu, dia juga terkenal sebagai konglomerat yang aktif memerangi kemiskinan hingga memperoleh penghargaan internasional bergengsi karena tindakannya tersebut.
Dia juga berhasil meyakinkan para pemimpin bank sentral dunia termasuk Bank of England, bahwa perbankan syariah mampu berperan sebagai penggerak perekonomian global.
Tulisan ini di diringkas dan re-post dari berbagai sumber. Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau, menerima amalnya, mengampuni kesalahan dan dosanya dan kita semua.
Dari kisah ini, kita akan berfikir banyak hal.
Termasuk melihat kembali tumpukan harta yang selama ini barangkali membuat sombong? Sebandingkah dengan saham kekayaan Ar Rajhi Bank yang telah menganggap harta itu sebagai sampah yang harus dibersihkan sebelum ia benar-benar menjadi sampah dihari akhirnya?
**
dr. Ust. Tauhiddin Ali Rusdi.
No comments